Warna pepohonan di musim gugur |
Bagaimana pendapat teman-teman tentang foto di atas? Warna daun di pepohonan yang bercampur antara warna kuning, jingga, kemerahan dan hijau.
Foto ini muncul di laman obrolan pesan singkat yang ada di smartphone saya sekitar tahun 2016. Ketika itu, suami yang sedang berada di bandara Kopenhagen di Denmark mengambil foto pemandangan tersebut. Dia sedang dalam perjalanan pulang dari Finlandia ke Indonesia dan transit selama beberapa jam di bandara Kopenhagen.
Pergi ke negara empat musim dan menikmati suasana setiap musimnya adalah salah satu impian saya. Meski kesempatan itu belum terwujud hingga kini, tetapi saya tetap menyukai pemandangan yang hadir di setiap musimnya. Walaupun hanya dalam bentuk foto seperti di atas.
Tinggal di negara dua musim yang hanya ada musim hujan dan musim kemarau, atau ditambah musim-musim lainnya seperti musim mangga, musim durian, musim rambutan. Eh, bukan ya, hihihi... itu sih musim buah-buahan ya. Ketahuan suka makan. Kembali membahas musim. Saya sangat bersyukur tinggal di negara tropis dengan segudang keuntungan, baik dari segi sumber daya alam yang luar biasa, maupun keuntungan lain seperti pakaian yang bisa dipakai di musim apapun tanpa khawatir harus sering berganti jenis pakaian mengikuti pergantian musim.
Jika saya bisa pakai kaos yang sama untuk di rumah maupun keluar rumah dari bulan Januari hingga Desember, maka teman-teman yang tinggal di negara empat musim tentunya harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli pakaian yang berbeda di musim yang berbeda. Tidak mungkin dong keluar rumah di musim dingin hanya memakai kaos yang biasa dipakai di musim panas, tentu perlu jaket, sarung tangan, penutup kepala, sepatu boot, dan lainnya.
Selain keuntungan tentu ada sisi kekurangannya. Saya menjadi penasaran merasakan salju di musim dingin, pemandangan daun-daun yang indah di musim gugur, bunga tulip warna-warni di musim semi, dan ombak pantai di musim panas.
Film dan drama di televisi yang sering menyajikan pemandangan negara empat musim seperti di Eropa, Amerika, maupun yang lebih dekat seperti Korea dan Jepang menjadi pengobat dahaga akan keinginan menikmati musim-musim tersebut. Membayangkan pohon-pohon bunga sakura yang bermekaran membuat saya ingin gelar tikar dan piknik di bawahnya ditemani nasi bungkus.
Ah, tiba-tiba saya membayangkan keranjang piknik. Kalau di film kan isinya sandwich, nasi kepal, atau kimbab. Kok ya kurang pas kalau diisi nasi bungkus, es cendol, dan kacang rebus. Apapun makanannya, yang penting sih orang yang di samping. Siapa yang membantu menggelar tikar inilah yang paling penting.
Seperti foto di atas, ketika hanya sekejap waktu yang dimiliki suami tercinta untuk menikmati pemandangan yang entah kapan lagi akan ditemuinya, dia masih menyempatkan untuk mengabadikannya dalam bentuk foto dan segera mengirimkan kepada istrinya yang berjarak lebih dari sepuluh ribu kilometer. Memang ya, tak bisa dipungkiri, nuansa musim gugur yang hangat dan romantis mengingatkan kita kepada orang terkasih. Semoga kelak ada kesempatan saya dan orang-orang yang saya sayangi bisa berkunjung dan menikmati pergantian musim di negara-negara empat musim. Merasakan salju di genggaman, menikmati warna-warni bebungaan musim semi, merasakan musim panas, serta romantisnya dedaunan musim gugur.
MashaAllah~
ReplyDeleteRejeki menikmati dan rasanya ingin memejamkan mata sejenak untuk menikmati udara di negara lain yang bermusim empat.
Semoga bucket listnya terwujud.
Aamiin~
Ahh, ada kak Lendy. Duh saking gak pernah ada yang komen, sampai gak tahu ada komentar 🤣. Moderasinya aku matiin soalnya. Wkwkw... jarang buka blog 🙈. Makasih kak Lendy sudah mampir di rumah blogger abal2. 🤣
ReplyDelete