Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2018

Rapat Kerja Srikandian Ibu Profesional Bekasi 2023

Pada hari Minggu, 26 Februari 2023 saya mengikuti kegiatan Rapat Kerja bersama para srikandian Ibu Profesional Bekasi. Setelah sebelumnya didahului dengan acara serah terima amanah dan dilanjut dengan rapat kerja melalui zoom secara daring. Pada sesi daring sudah ada pembahasan program kerja dari masing-masing komponen, mulai duari Kampung Komunitas, Sejuta Cinta, Himpunan Mahasiswa, Sister Regional, KIPMA dan Lumbung Ilmu. Kali ini sesi luring digunakan sebagai media diskusi untuk membuat sinergi kegiatan antar komponen.  Sekitar dua pekan sebelumnya, saya dihubungi oleh panitia dari Sisreg atau sister regional dan diminta hadir sebagai host atau MC. Kegiatannya semi formal dengan lebih banyak interaksi diskusi dan improvisasi kegiatan secara umum. Sesi pembukaan dilanjutkan dengan sambutan dan prakata dari sekretaris regional yang membahas tentang alur administasi ke sekreg dari masing-masing komponen. Setiap komponen harus mengisi form jika ingin mengadakan kegiatan, baik kegiatan b

Celengan Part 2 (Cerdas Finansial Hari Ke 10)

Hari tantangan ke 10, kami berencana melanjutkan proyek membuat celengan. Bahan-bahan dan alat yang dibutuhkan diantaranya: Kardus bekas Kertas hvs putih Kertas warna Pensil Krayon Penggaris Gunting Spidol Setelah berburu karton kembali, kami tidak menemukan kotak karton lain yang sesuai kriteria. Akhirnya karton buttee cookies bunda bagi dua. Sekat-sekat memakai pinggiran kardus bekas air mineral. Selanjutnya akan dilapisi kertas hvs putih dengan memakai lem.  Membuat Celengan Untuk tutup celengan yang berlubang 3, bunda harus membuat sendiri pola tutup dengan menyesuaikan ukuran kotak celengannya. Kami harus mencari bahan lain berupa karton tebal atau kertas bekas cover buku gambar misalnya.  Sayangnya, kegiatan membuat celengan ini terpaksa ditunda. Karena tiba-tiba bunda mengalami flek. Sehingga bunda harus tiduran dulu sampai kondisi bunda membaik. Ternyata sampai sore bunda masih keluar flek. Padahal usia kandungan baru 32 minggu. Setelah menghubung

Celengan Part 1 (Cerdas Finansial Hari Ke 9)

Hari ini seharusnya jadwal kami adalah membuat celengan 3 sekat. Peruntukannya adalah sebagai wadah sementara bagi uang saku Raissa. Sekat pertama adalah untuk infaq, sekat kedua untuk ditabung, dan sekat ketiga untuk mengumpulkan uang jajan.  Kriteria celengan ini nantinya harus memiliki 3 ruang terpisah dalam satu celengan. Harus mudah dibuka tutup, karena setiap jum'at uang bagian infaq akan dikumpulkan di sekolah. Sehingga bunda berencana membuatnya dari kotak bekas sepatu, sekat-sekatnya bisa dibuat dari kardus air mineral yang ditempel dengan lem tembak. Nantinya bagian luar dilapisi kertas, bisa dihias dengan stiker, bunga, pita, atau digambar dan diwarnai. Dalam bayangan bunda, ini akan mudah dibuat bersama anak-anak. Tahap pertama adalah mencari kardus sepatu. Ternyata kami tidak menemukan kardus sepatu bekas tak terpakai di rumah mbah Uti. Apalagi butuhnya 2 kardus, untuk Raissa dan Hasna. Bunda beralih haluan mencari kardus lain yang seukuran. Akhirnya bunda men

Kotak Infaq di Tempat Umum (Cerdas Finansial Hari Ke 8)

Raissa, Hasna dan Bunda masih memiliki tanggungan berupa penyaluran uang jatah infaq shodaqoh dari uang lebaran anak-anak. Sebelumnya kami tidak berhasil memasukkannya ke kotak infaq masjid karena kotak infaqnya disimpan. Sehingga hari itu ketika bunda berencana ke supermarket membeli shampo, uang milik anak-anak sekalian bunda bawa. Awalnya setelah menyelesaikan urusan di supermarket dan beberapa urusan lain, bunda berencana mengajak anak-anak ke masjid besar yang memiliki kotak infaq besar di teras masjid. Ternyata, ketika akan memasuki supermarket, kami melihat nenek2 pengemis di dekat situ. Sehingga bunda bermaksud menyarankan Raissa dan Hasna untuk memberikan sebagian uangnya kepada nenek tersebut. Setelah memasuki supermarket, di dekat kasir, kami melihat sekitar 4 kotak infaq kaca yang berbeda-beda peruntukannya.  Bunda: "Kakak, kita masukkan di kotak itu saja ya. Itu kotak infaq juga." Raissa: "Memang bunda bawa uangnya?" Bunda: "Bawa, ta

Uang Saku (Cerdas Finansial Hari ke 7)

Hari Senin minggu depan, Raissa sudah mulai masuk sekolah. Bunda berencana mulai memberikan uang saku. Kami mereview kembali tentang pembagian pendapatan menjadi 3 bagian. Untuk infaq/shodaqoh, untuk ditabung dan untuk jajan. Berhubung jatah makan sudah dari sekolah, anak-anak tidak perlu jajan. Jadi bunda menyarankan, uang jatah jajan dikumpulkan saja. Jika sudah cukup banyak, bisa dibelanjakan ke minimarket atau untuk membeli susu. Raissa sudah setuju. Setiap hari Jum'at, anak-anak disuruh membawa uang untuk belajar infaq di sekolah. Sehingga uang saku jatah infaq bisa dikumpulkan di sekolah di hari Jum'at.  Sedangkan jatah uang yang seharusnya ditabung, akan dikumpulkan dan disimpan. Kemudian setelah terkumpul akan dititipkan di rekening bank. Kami sudah sepakat mengenai rencana pembagian uang saku dan penyalurannya. Diskusi berlanjut mengenai nominal. Raissa memang belum paham benar mengenai nominal masing-masing uang, terutama jika harus ditambahkan dan dikura

Infaq Masjid (Cerdas Finansial Hari ke 6)

Pada hari sebelumnya, kakak Raissa sudah belajar melakukan transaksi pembayaran di kantin. Sehari setelahnya, ia bercerita tentang "kotak celengan". Raissa: "Bunda, kakak mau celengan". Bunda: "Lho, kita kan ada celengan di rumah mbah uti. Nanti kita cari dulu ya". Raissa: "Bukan lho, kotak celengan yang di jalan Allah". Sebelumnya, bunda telah membahas tentang pembagian pendapatan menjadi 3. Shodaqoh di jalan Allah, ditabung, dan dibelanjakan. Bunda: "Owh, kotak infaq maksudnya?" Raissa: "Iya, kemaren kakak lihat waktu bayar di kasir." Bunda: "Kakak lihatnya di tempat makan apa di babyshop?" Berpikir panjang dan lama, Kakak: "Kakak gak tahu". Bunda: "Mungkin di tempat makan ya. Uang jatah shodaqoh punya kakak dan adik belum dimasukkan kotak infaq kan? Kita kasihkan ke masjid saja yuk." Anak-anak kemudian mandi, lalu bunda mengajak mereka ke masjid di depan rumah. Ketika akan

Melakukan Transaksi Pembayaran di Kasir (Cerdas Finansial Hari ke 5)

Tantangan kali ini masih berhubungan dengan membelanjakan. Kakak berlatih berani bertransaksi. Bagaimana membayar di kasir dan memperoleh kembalian. Transaksi pembayaran pertama yang kami lakukan adalah pada saat selesai makan siang di warung makan. Bunda n meminta kakak menyerahkan uang ke kasir dan menjelaskan nomor meja tempat kami makan. Bunda: "Kakak tolong bayar ke kasir ya. Ini uangnya, nanti ada kembalian. Nomor mejanya 52". Kakak: "Bilangnya gimana bun?" Bunda: "Mbak, mau bayar" Raissa beranjak dari tempat duduk dan mengatakan pada pramusaji pertama yang ia temui " Mbak mau bayar" Bunda: "Bukan mbak yang itu sayang, yang di meja. Itu meja kasir"  Kemudian mbak pramusaji menunjukkan pada kakak letak meja kasir. Bunda memperhatikan dari jauh. Karena tidak dapat mendengar dengan jelas, akhirnya bunda mendekat untuk memastikan. Ternyata kakak sudah benar menyebutkan nomor meja kami 52. Membayar di warung makan Setela

Membelanjakan Jatah Uang Jajan (Cerdas Finansial Hari ke 4)

Tantangan hari ini, masih melanjutkan pembagian pendapatan. Bagian untuk ditabung sudah terlaksana pada tantangan sebelumnya. Kali ini bagian uang jajan yang boleh dibelanjakan saat ini. Pagi hari ketika kami survey sekolah TK untuk kakak, tanpa sengaja bunda sempat kesasar sebelum akhirnya bertanya alamat pada warga sekitar. Ketika kesasar tersebut, kami melihat perangakat permainan yang biasanya ada di pasar malam. Ada sarang burung, komedi putar, kereta api mainan, odong-odong dan lain sebagainya. Anak-anak sangat tertarik. Tetapi bunda jelaskan, siang itu belum buka. Namanya pasar malam, baru buka ketika malam hari. Kemudian bunda mengajak mereka pulang dan mengatakan untuk mengajak mbah kakung dan om Diksa nanti malam. Sesampainya di rumah, mereka sudah heboh bercerita ingin pergi ke pasar malam. Om Diksa sudah bersedia menemani, mereka bertiga menemui mbah kakung. Mbah kakungpun berjanji mengantar setelah sholat maghrib. Anak-anak sudah tidak sabar. Sepanjang siang m

Menabung di Bank (Cerdas Finansial Hari ke 3)

Pada hari tantangan sebelumnya, bunda dan Raissa sempat membahas tentang menabung di bank. Kali ini kami berencana merealisasikan hal tersebut. Sebagian uang yang disisihkan untuk ditabung sudah disiapkan. Pagi-pagi kami bertiga sudah bersiap pergi ke bank. Raissa dan Hasna sangat bersemangat. Beberapa kali Raissa bertanya apakah uang miliknya yang akan ditabung sudah dibawa oleh bunda. Saya meyakinkan mereka bahwa keperluan menabung di bank sudah bunda siapkan, nomer rekening dan juga uang yang akan ditabung. Sesampainya di bank, hal pertama yang kami lakukan adalah menemui security dan menyampaiakn tujuan kami. Kemudian security memberikan nomor antrian dan menunjukkan jalan ke counter teller di lantai 2. Wah, ini tantangan buat bunda nih, kehamilan trimester 3 ini menjadikan aktivitas naik turun tangga adalah aktivitas yang sangat melelahkan. Tetapi karena kami sudah berencana, akhirnya sampai juga di lantai 2 sambil menggandeng dua anak di tangga yg lumayan curam, sempit da

Mengelola Pendapatan (Cerdas Finansial Hari ke 2)

Tantangan hari kedua, saya mencoba menjelaskan rencana pembagian pendapatan. Kebetulan setelah lebaran kemarin, anak-anak memperoleh uang saku dari nenek kakek dan mbah-mbahnya.  Pendapatan adik Hasna, sebagian besar dititipkan kepada bunda. Lembaran uang dengan nilai lebih besar tersimpan aman di dompet bunda. Sedangkan kakak Raissa lebih protektif pada uang yang diperolehnya. Sampai tiba diskusi tentang pendapatan ini, kakak belum mau menunjukkan perolehan uangnya pada lebaran kemarin. Bunda: "Kakak, kita hitung yuk uang kakak yang dikasih simbah-simbah." Raissa: "Kakak simpan sendiri." Bunda: "Ayo kita hitung, nanti kita bagi-bagi supaya bisa dibelanjakan. Uang yang kita peroleh disebut pendapatan. Pendapatan kita bagi 3, yang pertama untuk shodaqoh di jalan Allah, yang kedua untuk ditabung, yang ketiga untuk dibelanjakan atau untuk jajan." Raissa: "Shodaqoh di jalan Allah itu apa?" Bunda: "Shodaqoh itu adalah pemberian kita un

Rezeki dari Allah SWT (Cerdas Finansial Hari ke 1)

Level 8 pada kuliah Bunda Sayang Institut Ibu Profesional kali ini membahas tentang "Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini". Materi kali ini sebenarnya cukup 'menyentil' bagi kami selaku orang tua. Pasalnya, saya dan suami bisa dikatakan tidak melek finansial, alias tidak punya rencana pengaturan keuangan keluarga yang jelas.  Beberapa tahun lalu, kami pernah membuat semacam patokan anggaran belanja per bulan. Memisahkan ke berbagai amplop yang bertuliskan belanja mingguan, bulanan, budget tahunan. Termasuk di dalamnya anggaran belanja bahan masakan Senin-Jum'at dan anggaran jajan di luar Sabtu-Minggu. Anggaran bersifat tahunan juga kami buat, termasuk rekreasi, mudik, baju baru, dan lainnya. Membeli mainan anak juga dianggarkan setiap bulan. Sehingga banyak sekali mainan rusak di tempat main anak-anak yang kini saya sadari adalah pemborosan. Konsistensi kami hanya bertahan beberapa bulan. Selanjutnya lebih banyak pembelanjaan insidental. Akhirnya pa