Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2017

Rapat Kerja Srikandian Ibu Profesional Bekasi 2023

Pada hari Minggu, 26 Februari 2023 saya mengikuti kegiatan Rapat Kerja bersama para srikandian Ibu Profesional Bekasi. Setelah sebelumnya didahului dengan acara serah terima amanah dan dilanjut dengan rapat kerja melalui zoom secara daring. Pada sesi daring sudah ada pembahasan program kerja dari masing-masing komponen, mulai duari Kampung Komunitas, Sejuta Cinta, Himpunan Mahasiswa, Sister Regional, KIPMA dan Lumbung Ilmu. Kali ini sesi luring digunakan sebagai media diskusi untuk membuat sinergi kegiatan antar komponen.  Sekitar dua pekan sebelumnya, saya dihubungi oleh panitia dari Sisreg atau sister regional dan diminta hadir sebagai host atau MC. Kegiatannya semi formal dengan lebih banyak interaksi diskusi dan improvisasi kegiatan secara umum. Sesi pembukaan dilanjutkan dengan sambutan dan prakata dari sekretaris regional yang membahas tentang alur administasi ke sekreg dari masing-masing komponen. Setiap komponen harus mengisi form jika ingin mengadakan kegiatan, baik kegiatan b

Sarapan Pagi di Halaman (Melatih Kemandirian Hari ke 2)

Medan, 30 November 2017 Bismillahirrohmaanirrohiim..... Sejak kecil, ibu saya memang membiasakan saya dan seluruh keluarga saya untuk sarapan pagi. Meski beberapa keluarga lain yang saya kenal waktu itu tidak biasa sarapan, at least  bukan makan besar lengkaplah ya, yang terdiri dari nasi lauk dan sayuran. Keluarga kami hanya keluarga sederhana, tetapi ibu selalu berusaha menyiapkan sarapan lengkap. Meski hanya nasi, tumisan dan tempe goreng atau krupuk. Ketika itu, saya memiliki teman yang tidak biasa sarapan di keluarganya. Kebanyakan sih karena ibunya bekerja di luar rumah. Saya selalu heran, kok mereka baik-baik saja ya tanpa sarapan. Sedangkan  saya, jika bangun kesiangan dan terlambat sekolah lalu tidak sempat makan, maka di sekolah perut saya akan melilit-lilit. Sehingga sampai sekarangpun setelah berkeluarga, saya selalu berusaha sarapan pagi. Meski kadang-kadang hanya masakan sederhana seperti telur dadar dan sambal. Atau menyempatkan diri beli sarapan di luar.  K

Melatih Konsistensi Makan Sendiri (Melatih Kemandirian hari ke 1)

Medan, 30 November 2017 Bismillahirrohmaanirrokhiiim.... Setiap keluarga memiliki pandangan berbeda-beda tentang bagaimana menunjukkan kasih sayang kepada anak-anaknya. Ada sebagian orang yang sangat menyayangi anaknya sehingga menuruti segala keinginannya. Ada sebagian lain yang cukup tegas dan keras melatih anaknya untuk mandiri, yang kadang kala tidak sesuai dengan kesiapan anak. Perbedaan perlakuan inilah yang akhirnya dapat kita temukan anak-anak yang dianggap "manja" oleh lingkungan, karena terlalu bergantung pada orang lain, bahkan tidak bisa menerima kata "tidak". Ada juga anak yang tertutup dan sangat takut pada orang tuanya yang selalu menuntut kemandirian dan prestasi, akibatnya kepercayaan dirinya terhambat. Menurut saya, yang ideal adalah, orang tua yang melatihkan kemandirian pada anak, tetapi juga melihat dari kesiapan anak. Tidak semata-mata membantunya dalam segala hal, tetap juga tidak memaksa anak dengan kekerasan ketika dia belum s

Ulang Tahun Adik

Medan, 11 November 2017 #Day10 Assalamu'alaikum wr.wb. Hari ini adalah ulang tahun adik yang ke-3. Kami merencanakan pesta kecil di rumah. Awalnya semua berjalan lancar, saya mendekor dengan bunting flag frozen dan balon-balon. Menyiapkan meja, kue ulang tahun, dan kado dari bunda, kakak, dan ayah. Setelah selesai menyiapkan pesta kecil kami, saya pergi untuk berganti baju. Ayah, kakak, dan adik sedang berfoto. Beberapa saat kemudian, saya mendengar tangisan. Raissa marah karena sesuatu, dan ayah berusaha menenangkan. Sedangkan adik ribut-ribut karena ingin segera ulang tahun. Adik yang ulang tahun tidak boleh ikut pesta Mndengar si ayah yang kewalahan, sayapun segera menyelesaikan urusan saya dan menemui mereka. Saya bertanya ada masalah apa, ternyata Raissa ingin berfoto ulang tahun, tetapi adik tidak boleh ikut serta. Sepertinya ayah sempat membentak, adik yang mau ulang tahun kok malah tidak boleh ikut foto. Saya benar-benar menyadari sekarang, ternyata

Kamu anak yang baik, penyayang, dan senang membantu

Medan, 10 November 2017 #Day9 Assalamu'alaikum wr.wb. Memberikan pujian pada anak, adalah salah satu cara menunjukkan apresiasi. Saya menyadari betul peran sebuah pujian dalam membangun kepercayaan diri dan kebanggaan anak pada dirinya. Namun, memberikan pujian yang baik dan sesuai dengan tujuan, harus dilakukan dengan tepat. Contohnya memberikan pujian/ kritikan yang jelas, sesuai dengan poin pada komunikasi produktif dengan anak. Seperti halnya hari ini, beberapa kali saya memberikan pujian pada Raissa. Ada pula kejadian yang membuat saya harus memberikan kritikan alih-alih memarahi.  Siang ini, bunda ingin mengajak adik untuk bermain meronce sesui dengan urutan warna yang bunda tentukan. Lalu saya meminta kakak menemani untuk bermain, agar adik menjadi tertarik. Tetapi ternyata, kepingan yang akan dironce lubangnya terlalu kecil untuk tali sepatu. Sehingga saya mengganti dengan keping yang lebih besar. Masalahnya adalah, jumlah keping yang besar ini sangat sedikit

Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif (Alah Bisa Karena Biasa)

Medan, 09 November 2017 #Day8 Assalamu'alaikum wr.wb. Waah... sudah mendekati hari ke 10 nih di tantangan 10 hari komunikasi produktif. Rasanya baru beberapa saat yang lalu kami memulai hari pertama. Sampai dengan hari ke tujuh, sudah ada beberapa perubahan pada saya dan Raissa. Khususnya dari segi menahan diri dan menahan emosi. Saya mulai sedikit terbiasa dengan intonasi yang lebih ramah dalam berkomunikasi dengan anak-anak. Sudah ada beberapa poin yang kami praktekkan. Jika suatu waktu saya lupa, tantangan 10 hari ini membuat saya seolah selalu diingatkan untuk kembali pada poin-poin komunikasi produktif dengan anak. Mari kita runut dulu ya poin-poinnya: Keep information short & simple  ( KISS ) Kendalikan intonasi suara, berbicara dengan suara ramah Katakan yang kita inginkan, bukan yang "tidak" kita inginkan Fokus ke depan bukan masa lalu Ganti kata "tidak bisa" menjadi "bisa" Fokus pada solusi bukan masalah Je

Menjadi Kakak itu Penuh Tanggung Jawab, Tapi Menyenangkan

Medan, 08 November 2017 #Day7 Sejak usianya masih 19 bulan, Raissa sudah harus bertindak sebagai kakak. Ketika itu, bunda sudah mengandung adik, jadi dia harus merelakan untuk berhenti meminum ASI. Ditambah kondisi bunda di kehamilan awal seringkali kurang baik, karena bunda selalu sulit makan dan muntah. Raissa harus mengalah dan disapih, Alhamdulillah tidak sampai 2 hari dia sudah bisa beradaptasi. Seiring bertumbuhnya sang adik, Raissa makin banyak harus merelakan perhatian bundanya untuk adiknya. Bahkan seringkali dia dipaksa untuk mengalah. Dengan alasan adik belum mengerti. Dahulu  jika Raissa membuat masalah, ayahnya sering berkata, kasihan bun Raissa. Dimaklumi saja, dia kan belum usianya punya adik. Tetapi saya selalu berkata, memaklumi bukan cara yang tepat untuk mendidik, karena bagaimanapun dia harus siap menjadi kakak. Meski usianya mungkin belum saatnya mengemban tanggung jawab itu, tetapi dia harus menerima bahwa setelah ini akan banyak sekali hal yang harus dia

Anak - Anak Selalu Mengingat Janji

Medan, 07 November 2017 #Day6 Setiap kali berbicara pada anak, saya sealu mengingatkan diri sendiri tentang kejujuran, terutama ketika saya harus mengucapkan sebuah janji. Sebisa mungkin itu adalah sesuatu yang bisa saya tepati. Jikapun pada saatnya saya tak bisa menepati janji itu, saya selalu mengingatkan diri sendiri untuk meminta maaf. Pagi ini Raissa bangun sendiri dan bersiap sendiri tanpa saya kejar-kejar seperti biasa. Mungkin karena masih ada sisa-sisa kegembiraan di sekolah kemarin. Jadi dia masih cukup bersemangat untuk pergi ke sekolah. "Sayang, bunda lagi masak, teman-teman bunda mau datang ngaji. Siap-siap sendiri ya" kata saya. "Mandi sama ayah" pintanya. Selesai mandi, iapun berkata "Bekelnya nugget angka ya Bun". Kemarin saya memang sudah berjanji untuk bekal hari ini lauknya nugget angka. "Iya, nanti bunda gorengin, mau angka berapa?" tanya saya. "Angka 1 dan angka 8" jawabnya. Sebenarnya ketika itu

Sekolah dan Ceritaku

Medan, 06 November 2017 #Day5 "Sayang, bangun yookk sekolah. Ini hari Senin lho. Sudah nggak masuk dari Kamis" kata saya membujuk Raissa untuk bangun. Dia keluar kamar dan duduk di ruang tengah.  " Harus sekolah ya Bun?" tanyanya enggan. " Iya dong yook, apa gak kangen teman-teman? Sudah 4 hari lho nggak ketemu". Lalu dia agak terbatuk-batuk, entah beneran batuk atau sengaja dibatuk-batukkan.  Akhirnya Raissa pergi juga ke kamar mandi. Setelah selesai diapun berkata, " Bekalnya nugget angka ya Bun?!" "Bekalnya hari ini serundeng sama semur ayam ya, sarapan sama sayur sop" kata saya.  " Nggak mauuuu... mau nugget angka" rengeknya. " Oke, bunda janji besok ya bekal nugget angka. Sekarang bawa bekal yang udah disiapin" kata saya membujuk. "Tapi bener ya, janji besok bekel nugget angka" kata Raissa memastikan. Selesai bersiap, saya mengantar Raissa sekolah. Adik Hasna juga ikut meski be

Hari minggu yang sepi, dan kamarku yang rapi

Medan, 05 November 2017 #Day4 Hari minggu kali ini cukup tenang, tak seperti biasanya tak ada rencana pergi hari ini. Biasanya, di minggu pagi kami akan ke lapangan merdeka Binjai. Selain untuk olah raga kecil, ada jadwal car free day  di sana, jadi lebih nyaman. Selain juga karena ingin sarapan nasi bakar langganan. Setelah pulang, kami akan istirahat sebentar dan refreshing keluarga. Entah itu berkegiatan di rumah atau pergi keluar untuk jalan-jalan. Tetapi paling tidak kami akan keluar rumah minimal 1x di hari minggu. Hari ini agak berbeda, karena si ayah sedang ada urusan dan tidak di rumah, jadi kami nggak ke mana-mana. Lalu saya putuskan mengajak anak-anak berbenah di kamarnya. Pada saat itu, mereka sedang nonton dvd Dora the explorer. " Kak, kita beresin kamar yuk hari ini. Kita buang kertas2 yang usang" kata saya memulai obrolan. Tanpa ada perlawanan dan tawar menawar dia menjawab "Yuk bund". "Matikan dulu tv dan dvdnya ya" pinta s

Bantu bunda untuk mengerti, sayang

Medan, 04 November 2017 #Day3 Anak pertama saya, Raissa adalah yang paling sering ribut dengan saya. Entah apa masalahnya, dia selalu saja menangis. Entah bagaimana juga, setiap kali dia menangis, saya akan langsung emosi dan marah. Sudah sering sekali saya sampaikan padanya dengan bahasa yang halus, "Nduk, kalau ingin sesuatu, ngomong sama bunda. Kalau sedih atau marah, bilang sama bunda. Kalau kamu nangis, bunda nggak ngerti". Kata-kata ini, meski bisa dipahami adiknya yang berusia 3 tahun, tetapi tak pernah bisa dimengerti oleh Raissa yang 5 tahun. Saya sering juga menyampaikan dengan cara lain, agar dia bicarakan saja keinginannya tanpa harus menangis. Semua cara itu seolah tak ada pengaruhnya sama sekali padanya. Dia terus saja menangis setiap hari, dan tidak akan berhenti selama paling tidak 30 menit. Itupun dengan berbagai bujukan saya yang ujung-ujungnya berakhir dengan kemarahan saya. Seperti pagi ini, Raissa mendorong dipan kasur sehingga mengenai kaki adikn

Bersabar di kala sakit itu, benar-benar sesuatu

Medan, 03 November 2017 Day#2 Hari ini, kami mulai dengan begitu banyak tiba-tiba. Selewat tengah malam, Raissa demam. Tidurnya tidak nyenyak, guling kanan guling kiri.  Pagi harinya, saya bangun tidur dengan hidung mampet, mata pedas, kepala kliyengan. Sambil menyeret diri untuk menyiapkan sarapan dan membuat minuman hangat untuk diri sendiri, sembari bolak balik mengecek suhu tubuh si kakak. Maklum, Raissa memang pernah kejang demam beberapa kali. Suhu tubuhnya bisa tiba-tiba naik di atas 38,5°C. Tiba-tiba juga si Ayah harus pergi jam 7 pagi karena ada sesuatu yang harus diurus di pabrik Tembung, yang lumayan jauh perjalanannya dari rumah kami. Segala kejadian di pagi ini belum kami persiapkan sama sekali. Tadi malam pun semua tidur cepat, jam 9 sudah pada nyenyak. Tidak ada bayangan sama sekali kalau besok harinya akan sakit. Tantangan yang cukup "wow" bagi saya untuk tetap berkomunikasi produktif tanpa banyak intonasi tinggi. Padahal dalam kondisi tubuh saya

Mencuci Piring Makanku Sendiri

Medan, 02 November 2017 #Day1 Pagi ini, terjadi sedikit keributan di pagi hari. Pasalnya, Raissa nggak mau bangun. Bolak balik dibangunkan, tetapi dia hanya berputar-putar saja di tempat tidur. Sampai pukul tujuh pagi, masih belum mau membuka mata. Sampai bunda nyalakan musik baby shark  keras-keras, tapi tetap tidak bangun juga. Setelah sedikit paksaan akhirnya bangun juga. Bunda langsung memburu-buru untuk siap-siap ke sekolah. Tetapi ternyata si anak tak mau bekerja sama. Akhirnya si Ayah angkat bicara, "Ya sudah, kalau tidak mau pergi sekolah, hari ini belajar di rumah". Saat ini, anak pertama saya sekolah di TK. Kejadian ini bukan pertama kalinya. Kami memang tidak memaksa jika Raissa sedang tidak mood sekolah. Kami pun menyadari, mungkin dia bosan dengan pelajaran calistung di sekolah. Lalu saya bilang, "Jika kakak tidak ke sekolah hari ini, maka kakak harus menentukan mau belajar apa di rumah". " Aku mau belajar tentang alam semesta." kata