Pada hari Minggu, 26 Februari 2023 saya mengikuti kegiatan Rapat Kerja bersama para srikandian Ibu Profesional Bekasi. Setelah sebelumnya didahului dengan acara serah terima amanah dan dilanjut dengan rapat kerja melalui zoom secara daring. Pada sesi daring sudah ada pembahasan program kerja dari masing-masing komponen, mulai duari Kampung Komunitas, Sejuta Cinta, Himpunan Mahasiswa, Sister Regional, KIPMA dan Lumbung Ilmu. Kali ini sesi luring digunakan sebagai media diskusi untuk membuat sinergi kegiatan antar komponen. Sekitar dua pekan sebelumnya, saya dihubungi oleh panitia dari Sisreg atau sister regional dan diminta hadir sebagai host atau MC. Kegiatannya semi formal dengan lebih banyak interaksi diskusi dan improvisasi kegiatan secara umum. Sesi pembukaan dilanjutkan dengan sambutan dan prakata dari sekretaris regional yang membahas tentang alur administasi ke sekreg dari masing-masing komponen. Setiap komponen harus mengisi form jika ingin mengadakan kegiatan, baik kegiat...
Medan, 07 November 2017
#Day6
#Day6
Setiap kali berbicara pada anak, saya sealu mengingatkan diri sendiri tentang kejujuran, terutama ketika saya harus mengucapkan sebuah janji. Sebisa mungkin itu adalah sesuatu yang bisa saya tepati. Jikapun pada saatnya saya tak bisa menepati janji itu, saya selalu mengingatkan diri sendiri untuk meminta maaf.
Pagi ini Raissa bangun sendiri dan bersiap sendiri tanpa saya kejar-kejar seperti biasa. Mungkin karena masih ada sisa-sisa kegembiraan di sekolah kemarin. Jadi dia masih cukup bersemangat untuk pergi ke sekolah.
"Sayang, bunda lagi masak, teman-teman bunda mau datang ngaji. Siap-siap sendiri ya" kata saya.
"Mandi sama ayah" pintanya. Selesai mandi, iapun berkata "Bekelnya nugget angka ya Bun". Kemarin saya memang sudah berjanji untuk bekal hari ini lauknya nugget angka.
"Iya, nanti bunda gorengin, mau angka berapa?" tanya saya.
"Angka 1 dan angka 8" jawabnya. Sebenarnya ketika itu saya sedang menggoreng tahu isi dan misoa, untuk snack ngaji di rumah. Tetapi karena saya sudah berjanji, maka saya tetap menggoreng nugget di tengah-tengah gorengan lain. Meski harus ganti minyak karena nugget biasanya menyisakan remah.
Setelah makan dan memakai sepatu, saya memintanya menunggu. Ayahnya tidak bisa mengantar, jadi saya harus menghentikan acara memasak dan mengantarnya ke sekolah.
"Bunda yang antar sekolah ya" kata saya.
"Iya, tadi ayah bilang ayah gak bawa mobil ke rumah, ayah nebeng temannya" katanya memaklumi.
"Ya sudah, tunggu bunda ganti baju, bunda nggak mandi dulu nggak papa kan? bunda belum selesai masak" kata saya.
"Iya, nggak papa" jawabnya singkat.
Acara ngaji di rumah dimulai jam 10 pagi, sedangkan saya harus menjemput Raissa di sekolah jam 11 siang, jadi saya meminta ijin untuk pergi sebentar. Sesampainya di sekolah, Raissa masih memakai sepatu, jadi saya menunggunya.
"Bunda, aku ook" katanya begitu keluar dari gerbang sekolah.
"Ayo cepet naik, di rumah masih keburu kan ooknya? tanya saya.
"Udah keluar di celana" katanya.
"Haaahh.... kenapa nggak bilang Mu'alimah?" tanya saya
"Aku malu" jawabnya. Sepertinya dia 'kecirit' kalau orang Jawa bilang.
"Ya sudah, ayo cepet naik kita pulang" kata saya menyuruhnya naik ke boncengan sepeda motor.
"Teman-teman bunda masih ngaji di rumah, nanti kakak bersih-bersih sendiri ya" kata saya selama perjalanan pulang.
"Iya bunda, tapi bajunya bukain ya" jawabnya
"Iya, nanti ganti baju sendiri, terus celana kotornya taruh belakang" kata saya.
Sesampainya di rumah, saya langsung kembali mengaji dengan ibu-ibu yang lain. Sesekali melirik ke arah kamar Raissa. Dia sudah ganti baju bersih dan bermain dengan adiknya. Ada juga anak teman yang usianya masih sekitar 1,5 tahun ikut bermain.
Saya berpesan pada Raissa "Kak, tolong jaga adik kecilnya ya".
"Iya bun, ini adiknya berebut boneka sama adik Hasna, aku pinjami boneka monyet ya" katanya.
"Iya, ambilin mainannya kalau adiknya mau pinjam" pesan saya padanya. Saat itu, dia berperan sebagai anak yang lebih besar. Jadi saya memberinya kepercayaan dan tanggung jawab.
Setelah acara mengaji selesai, saya teringat janji saya pada Raissa dan Hasna sebelum tidur siang kemarin. Kebetulan beberapa hari ini, anak-anak sedang senang-senangnya mewarnai, jadi semua gambar kosong sudah diwarnai, buku-buku mewarnai sudah penuh semua.
Lalu saya bilang, "Kalau kakak segera tidur siang, nanti bunda print kan gambar frozen untuk diwarnai".
"Ayo bund di print sekarang, aku nggak ngantuk" katanya sebelum tidur siang kemarin.
"Bunda akan buatkan setelah kakak bangun tidur, jika tidak tidur siang, berarti setelah bangun tidur malam. Artinya besok" kata saya
"Aku nggak ngantuk, ya sudah besok saja". Raissa berkata.
Lalu sore ini saya ingat, dan menyempatkan mendownload dan mencetaknya.
"Kemarin bunda janji ya, mau print kan gambar frozen untuk mewarnai. Ini pilih, masing-masing 2 gambar" kata saya meminta mereka memilih gambarnya.
"Asiiikkkk....." kata anak-anak gembira.
Sebenarnya Raissa tidak menagih janji saya tersebut, tak seperti janji tentang nugget. Tetapi saya berusaha membuat mereka memahami, bahwa ketika bundanya berjanji, makan janji itu dapat dipercaya. Sehingga jika suatu saat kami harus menegosiasikan sesuatu, mereka akan mempertimbangkan janji yang saya buat.
#Hari6
#Gamelevel1
#tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunsayIIP
Comments
Post a Comment