Pada hari Minggu, 26 Februari 2023 saya mengikuti kegiatan Rapat Kerja bersama para srikandian Ibu Profesional Bekasi. Setelah sebelumnya didahului dengan acara serah terima amanah dan dilanjut dengan rapat kerja melalui zoom secara daring. Pada sesi daring sudah ada pembahasan program kerja dari masing-masing komponen, mulai duari Kampung Komunitas, Sejuta Cinta, Himpunan Mahasiswa, Sister Regional, KIPMA dan Lumbung Ilmu. Kali ini sesi luring digunakan sebagai media diskusi untuk membuat sinergi kegiatan antar komponen. Sekitar dua pekan sebelumnya, saya dihubungi oleh panitia dari Sisreg atau sister regional dan diminta hadir sebagai host atau MC. Kegiatannya semi formal dengan lebih banyak interaksi diskusi dan improvisasi kegiatan secara umum. Sesi pembukaan dilanjutkan dengan sambutan dan prakata dari sekretaris regional yang membahas tentang alur administasi ke sekreg dari masing-masing komponen. Setiap komponen harus mengisi form jika ingin mengadakan kegiatan, baik kegiat...
Medan, 10 November 2017
#Day9
Assalamu'alaikum wr.wb.
#Day9
Assalamu'alaikum wr.wb.
Memberikan pujian pada anak, adalah salah satu cara menunjukkan apresiasi. Saya menyadari betul peran sebuah pujian dalam membangun kepercayaan diri dan kebanggaan anak pada dirinya. Namun, memberikan pujian yang baik dan sesuai dengan tujuan, harus dilakukan dengan tepat. Contohnya memberikan pujian/ kritikan yang jelas, sesuai dengan poin pada komunikasi produktif dengan anak.
Seperti halnya hari ini, beberapa kali saya memberikan pujian pada Raissa. Ada pula kejadian yang membuat saya harus memberikan kritikan alih-alih memarahi.
Siang ini, bunda ingin mengajak adik untuk bermain meronce sesui dengan urutan warna yang bunda tentukan. Lalu saya meminta kakak menemani untuk bermain, agar adik menjadi tertarik. Tetapi ternyata, kepingan yang akan dironce lubangnya terlalu kecil untuk tali sepatu. Sehingga saya mengganti dengan keping yang lebih besar. Masalahnya adalah, jumlah keping yang besar ini sangat sedikit.
Bunda: "Kakak, keping meroncenya yang warna coklat dan hijau saja ya, yang warna warni lebih banyak buat adik.
Kakak: "Ya bun, kakak yang ini aja yang ada gapapa"
Setelah kakak mengalah dengan menerima keping warna pucat yang tidak menarik, adik masih belum terima. Dia merasa keping meronce bagiannya masih terlalu sedikit, sehingga dia merengek meminta bagian kakak.
Bunda: "Kakak, keping meroncenya tidak cukup, dan adik tidak mau berbagi. Baiknya bagaimana ya?"
Kakak: "Ya sudah, itu buat adik aja. Aku pakai yang rantai"
Bunda: "Terima kasih sayang, bunda bangga pada kakak karena mau mengalah dengan adik"
Bermain meronce |
Setelah bermain meronce, anak-anak tidur siang. Besok adalah hari ulang tahun adik Hasna, jadi saya sedang menunggu pesanan cake yang diantar ke rumah. Meskipun tidak ada pesta, tetapi saya tetap membelikan cake seperti ketika kakak ulang tahun di sekolah. Lengkap dengan edible print Anna frozen. Karena adik suka karakter Anna, dan kakak suka karakter Elsa.
Ketika pesanan cake datang, kami bertiga sangat excited ingin melihat hasilnya. Lalu saya buka tutup kotaknya, anak-anak senang dengan hasilnya. Kesalahan saya juga, karena lupa menutup kotaknya. Sehingga ada kejadian yang mengecewakan. Ketika itu, saya hanya meninggalkannya sebentar di meja, ketika saya kembali, sudah ada bekas dicolek-colek oleh anak-anak. Mungkin mereka penasaran, tetapi saya tidak menyangka Raissa akan melakukan hal itu.
Bunda: "Kaaakkk, ini kenapa kuenya kok cobel-cobel?"
Kakak: (hanya tersenyum)
Bunda: "Siapa yang nyolek ini?"
Kakak: "Adik sama kakak"
Bunda: "Yang paling besar ini tangan siapa?"
Kakak: "Itu kakak yang nyolek"
Bunda: "Haahh... angka 3 nya juga dicolek. Jadi rusak dong, nggak kelihatan ulang tahun ke berapa!"
Saya cukup marah dan kesal ketika itu. Lalu saya mencoba mengalihkan diri dengan makan kue pie dan memasak air di dapur untuk mandi adik. Karena ketika kue datang, adik baru bangun dan belum mandi padahal sudah sore.
Cake yang dicolek |
Setelah mengurus adik dan menata kembali emosi saya, lalu saya hampiri Raissa untuk membicarakan kejadian tadi. Pada saat itu, Raissa terlihat kesal dengan wajah cemberut dan enggan berbicara dengan saya. Tetapi saya mencoba mendekat dan membuka dialog.
Bunda: "Tadi kenapa dicolek kuenya, kan ulang tahunnya masih besok"
Kakak: (diam)
Bunda: "Bunda kecewa lho, kakak nggak minta ijin dulu, kasihan kan adik, kuenya jadi tidak cantik."
Kakak: (masih diam dan tidak merespon)
Bunda: "Lain kali, tidak boleh merusak milik orang lain. Jika ingin mengambil atau memakan punya orang lain, harus minta ijin dulu ya"
Kakak: (masih belum mau merespon)
Bunda: "Nanti minta maaf sama adik ya, sebagai gantinya, kakak harus baik sama adik, dan sebisa mungkin nggam membuat adik menangis"
Raissa memang mudah ngambek jika saya terdengar marah. Dia sangat sensitif terhadap intonasi suara saya. Meskipun sebenarnya dia tahu dia salah, tetapi jika saya memperlakukannya sebagai orang yang salah, dia akan sangat marah. Raissa belum mau merespon kritikan yang saya sampaikan. Saya tahu dia membutuhkan waktu. Jadi saya biarkan dahulu, baru setelah dia tidak terlalu kesal, saya ajak kembali berbaikan dengan suara ramah. Saya tdak mau membuat dia memusuhi adiknya karena marah pada saya dan menganggap saya lebih membela adik.
#Hari9
#Gamelevel1
#tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunsayIIP
Comments
Post a Comment