Pada hari Minggu, 26 Februari 2023 saya mengikuti kegiatan Rapat Kerja bersama para srikandian Ibu Profesional Bekasi. Setelah sebelumnya didahului dengan acara serah terima amanah dan dilanjut dengan rapat kerja melalui zoom secara daring. Pada sesi daring sudah ada pembahasan program kerja dari masing-masing komponen, mulai duari Kampung Komunitas, Sejuta Cinta, Himpunan Mahasiswa, Sister Regional, KIPMA dan Lumbung Ilmu. Kali ini sesi luring digunakan sebagai media diskusi untuk membuat sinergi kegiatan antar komponen. Sekitar dua pekan sebelumnya, saya dihubungi oleh panitia dari Sisreg atau sister regional dan diminta hadir sebagai host atau MC. Kegiatannya semi formal dengan lebih banyak interaksi diskusi dan improvisasi kegiatan secara umum. Sesi pembukaan dilanjutkan dengan sambutan dan prakata dari sekretaris regional yang membahas tentang alur administasi ke sekreg dari masing-masing komponen. Setiap komponen harus mengisi form jika ingin mengadakan kegiatan, baik kegiat...
Medan, 08 November 2017
#Day7
#Day7
Sejak usianya masih 19 bulan, Raissa sudah harus bertindak sebagai kakak. Ketika itu, bunda sudah mengandung adik, jadi dia harus merelakan untuk berhenti meminum ASI. Ditambah kondisi bunda di kehamilan awal seringkali kurang baik, karena bunda selalu sulit makan dan muntah. Raissa harus mengalah dan disapih, Alhamdulillah tidak sampai 2 hari dia sudah bisa beradaptasi.
Seiring bertumbuhnya sang adik, Raissa makin banyak harus merelakan perhatian bundanya untuk adiknya. Bahkan seringkali dia dipaksa untuk mengalah. Dengan alasan adik belum mengerti. Dahulu jika Raissa membuat masalah, ayahnya sering berkata, kasihan bun Raissa. Dimaklumi saja, dia kan belum usianya punya adik. Tetapi saya selalu berkata, memaklumi bukan cara yang tepat untuk mendidik, karena bagaimanapun dia harus siap menjadi kakak. Meski usianya mungkin belum saatnya mengemban tanggung jawab itu, tetapi dia harus menerima bahwa setelah ini akan banyak sekali hal yang harus dia bagi.
Pagi ini, Raissa bangun lebih pagi dari biasanya, kemudian saya meminta tolong padanya untuk membereskan lembar mewarnai milik adik tadi malam.
"Sayang, bunda mau senam pagi ini. Boleh bantu bunda beres-beres dulu sebelum mandi?" pinta saya
"Ya Bun" jawabnya
"Ini adik mewarnai tadi malam, tolong diberesin dulu ya, bunda mau siapin yang lain." kata saya
Membantu bunda membereskan lembar mewarnai adik |
Setelah selesai bersiap, Raissa pergi sekolah diantar ayah, lalu saya pergi senam. Pulang dari senam saya pergi ke pasar, jadi sampai rumah sudah cukup siang. Setelah istirahat, ngemil-ngemil sambil membersamai adik, saya agak terlena. Ternyata sudah cukup siang, dan saya belum mandi. Padahal harus jemput Raissa jam 11. Akhirnya setelah selesai mandi, saya baru menjemputnya jam 11 lebih. Sampai di sekolah sudah sepi, tinggal Raissa dan satu anak lagi yang belum dijemput.
"Aduh sayang, maafin bunda ya kesiangan. Enggak nangis kan tadi?" kata saya begitu sampai
"Enggak, bund tadi Afiqah udah sekolah, tapi bibirnya sakit" katanya bercerita sambil jalan.
"Oh ya? Afiqah nggak masuk kemaren memangnya?"tanya saya.
"Enggak, sakit katanya" cerita Raissa
Afiqah ini cs nya, saya sering menemani Raissa main ke rumah Afiqah sepulang sekolah. Ketika mereka tidak sekelas waktu rotasi pertama, Raissa sempat meminta untuk pindah ke kelas Afiqah, jadi mereka cukup dekat. Raissa sudah mudah menceritakan kesehariannya di sekolah tanpa saya minta.
Setelah sampai di rumah, Raissa ganti baju dan bermain dengan adik. Mereka bonceng-boncengan naik sepeda. Lalu tarik-tarikan dan adik jatuh sampai menangis.
"Sini nduk, peluk adik yuk, kita baikan. Minta maaf sama adik ya" kata saya mendamaikan. Kali ini saya berusaha selembut-lembutnya berbicara dengannya. Jangan sampai dia tersinggung lagi dan akhirnya berlama-lama tantrum. Untungnya kali ini dia mau langsung mendekat dan memeluk adiknya. "Maaf ya dek, tapi adik jangan dorong-dorong" katanya menjelaskan.
"Tadi adik dorong-dorong ya?" tanya saya
"Iya, adik dorong-dorong kakak biar turun" katanya
"Ya sudah, kalau adik mau main sepeda sendiri, kakak ngalah dulu boleh? nanti kakak main sama bunda. Kalau adik sudah selesai, baru kakak main sepeda" kata saya membujuk
"Iya bunda" katanya mengalah.
Siangnya, anak-anak minta dikupaskan buah pir, mereka sudah siap-siap mengambil piring. Buah pir nya yang kuning tinggal 1, maksud bunda dipotong kecil-kecil dan dibagi dua. Ternyata adik tidak terima, dia mau satu buah pir untuk dirinya sendiri. Akhirnya bunda membujuk kakak.
"Kak, buah pir nya buat adik dulu ya, kakak ganti yang lain mau?" tanya saya.
"Nggak mau, aku maunya yang itu!" Jawabnya dengan emosi dan marah.
"Tapi yang pir kuning tinggal satu kak, adik belum bisa bunda beri pengertian. Kakak ngalah dulu boleh? coba yuk kita lihat, di kulkas masih ada buah apa aja" kata saya membujuk.
"Waaahh,,, ini masih ada pir hijau punya ayah. Kakak pir ini aja ya" kata saya
"Iya" jawabnya singkat.
Setelah pir hijau dikupas, adik ganti minta yang pir ayah. Dia berubah pikiran begitu saja karena melihat milik kakaknya.
"Tukar lagi boleh kak? adik mau yang pir hijau ini" kata bunda
"Aaaaaahhhhh.... " jawabnya sambil kesal.
"Ya sudah, kita ambil pir hijau baru yang di kulkas. Tapi sayang pir kuningnya nggak ada yang makan, padahal sudah dikupas" kata saya
"Ya sudah nggak usah, aku ini aja gak papa" kata Raissa pada akhirnya.
"Terima kasih sayang, bunda bangga sekali pada kakak. Kakak sayang dan pengertian pada adik" kata saya sambil memeluknya.
Sorenya, ada paket datang, hasil saya belanja online. Raissa nitip belikan boneka Anna frozen untuk adiknya yang akan berulang tahun ke 3 th hari sabtu besok, dan saya membeli playpad muslim untuk belajar bacaan sholat.
"Harga boneka barbie Anna nya Rp 25.000,- kak, kakak ada uangnya?" tanya saya
Lalu dia mencari celengannya waktu libur lebaran kemarin. Saya membantunya mengumpulkan uang dengan memberi upah ketika dia membantu pekerjaan di rumah. Seperti melipat baju, menjemur, menyapu, mengepel, mencuci piring, dan pekerjaan sederhana lainnya. Upah yang saya berikan berkisar Rp 2000,- - Rp 10.000,-, tergantung tingkat kesulitan pekerjaan.
Uang celengan guna membeli kado untuk adik |
Setelah menemukan celengannya, dia mulai mengeluarkan uang 5000an. Karena memang isinya hampir semua pecahan Rp 5000,- dan Rp 2000,-
"Berapa bund ini?" tanyanya sambil mengeluarkan uang
"Yang uang lima ribu itu 5 lembar kak" kata saya sambil menghitung.
Setelah transaksi keuangan selesai, kakak memeluk adiknya sambil berkata "Kakak sayaaaangg banget sama adik, kakak kasih adik hadiah pakai uang kakak sendiri lho"
Saya sangat terharu sampai hampir menitikkan air mata. Betapa kakak sudah dewasa dan menyadari perannya sebagai kakak.
Comments
Post a Comment