Pada hari Minggu, 26 Februari 2023 saya mengikuti kegiatan Rapat Kerja bersama para srikandian Ibu Profesional Bekasi. Setelah sebelumnya didahului dengan acara serah terima amanah dan dilanjut dengan rapat kerja melalui zoom secara daring. Pada sesi daring sudah ada pembahasan program kerja dari masing-masing komponen, mulai duari Kampung Komunitas, Sejuta Cinta, Himpunan Mahasiswa, Sister Regional, KIPMA dan Lumbung Ilmu. Kali ini sesi luring digunakan sebagai media diskusi untuk membuat sinergi kegiatan antar komponen. Sekitar dua pekan sebelumnya, saya dihubungi oleh panitia dari Sisreg atau sister regional dan diminta hadir sebagai host atau MC. Kegiatannya semi formal dengan lebih banyak interaksi diskusi dan improvisasi kegiatan secara umum. Sesi pembukaan dilanjutkan dengan sambutan dan prakata dari sekretaris regional yang membahas tentang alur administasi ke sekreg dari masing-masing komponen. Setiap komponen harus mengisi form jika ingin mengadakan kegiatan, baik kegiat...
Medan, 11 November 2017
#Day10
Assalamu'alaikum wr.wb.
Saya benar-benar menyadari sekarang, ternyata yang membuat Raissa sering marah tidak jelas adalah perlakuan dan intonasi suara kami, orang tuanya. Selama ini, kami seringkali tidak mengerti alasan Raissa bisa nangis, marah, bahkan sampai tantrum. Setiap kali kami bahas dari hati ke hati, Raissa juga tidak yakin penyebab dia marah.
Setelah selama beberapa hari ini melakukan komunikasi produktif, dapat saya simpulkan bahwa anak pertama saya ini sangat sensitif. Dia tidak bisa diperlakukan sebagai orang bersalah, bahkan dibentak sedikit saja tidak bisa. Jika saya berhasil mempertahankan intonasi ramah, Raissa akan lebih mudah bekerja sama. Tetapi jika sedikit saja saya kelepasan membentak atau mengucapkan kalimat yang menyudutkan, dia akan langsung membuat tameng berupa emosi kemarahan. Kali ini cukup sulit, karena saya hampir terpancing amarah, saya tahu jika itu terjadi akan lebih sulit dan lebih lama mengendalikan situasi.
Bunda: "Sayang, boleh kita mulai ulang tahun adik sekarang?"
Raissa: "Nggak mau sama adik, adik nggak boleh ikut"
Bunda: "Kakak tahu kan, adik yang ulang tahun? Jadi adik harus ikut"
Raissa: "Kita bertiga aja, adik nggak usah"
Bunda: "Oke, kalau kakak tidak mau merayakan ulang tahun adik, kakak boleh tidak ikut, tapi bunda akan tetap menemani adik ulang tahun di tempat lain."
Raissa menangis dan mengamuk sejadinya. Lalu mendekat dan meminta dipeluk. Sambil dipeluk, saya mencoba membuka kesempatan baginya untuk memperbaiki sikap.
Bunda: "Kakak masih mau ikut ulang tahun dengan adik kan? Tadi kan kakak juga bantu bunda tiup balon".
Raissa: (mengangguk, masih sambil menangis)
Bunda: "Udah yuk nangisnya, kita nyanyi ulang tahun sekarang yuk. Nanti adik di tengah, kakak sebelah bunda.
Kemudian saya memutar lagu-lagu ulang tahun. Meminta kakak bermaafan dan berpelukan dengan adik. Memang harus sabar jika Raissa terlanjur marah. Rata-rata butuh waktu lebih dari 30 menit untuk membujuknya. Sehingga saat ini saya mencoba mengelola emosinya agar tidak sampai marah. Di samping juga saya menjelaskan tentang bagaimana menahan marah.
#Hari10
#Gamelevel1
#tantangan10hari
#Komunikasi
#KuliahBunsayIIP
#Day10
Assalamu'alaikum wr.wb.
Hari ini adalah ulang tahun adik yang ke-3. Kami merencanakan pesta kecil di rumah. Awalnya semua berjalan lancar, saya mendekor dengan bunting flag frozen dan balon-balon. Menyiapkan meja, kue ulang tahun, dan kado dari bunda, kakak, dan ayah.
Setelah selesai menyiapkan pesta kecil kami, saya pergi untuk berganti baju. Ayah, kakak, dan adik sedang berfoto. Beberapa saat kemudian, saya mendengar tangisan. Raissa marah karena sesuatu, dan ayah berusaha menenangkan. Sedangkan adik ribut-ribut karena ingin segera ulang tahun.
Adik yang ulang tahun tidak boleh ikut pesta |
Mndengar si ayah yang kewalahan, sayapun segera menyelesaikan urusan saya dan menemui mereka. Saya bertanya ada masalah apa, ternyata Raissa ingin berfoto ulang tahun, tetapi adik tidak boleh ikut serta. Sepertinya ayah sempat membentak, adik yang mau ulang tahun kok malah tidak boleh ikut foto.
Saya benar-benar menyadari sekarang, ternyata yang membuat Raissa sering marah tidak jelas adalah perlakuan dan intonasi suara kami, orang tuanya. Selama ini, kami seringkali tidak mengerti alasan Raissa bisa nangis, marah, bahkan sampai tantrum. Setiap kali kami bahas dari hati ke hati, Raissa juga tidak yakin penyebab dia marah.
Setelah selama beberapa hari ini melakukan komunikasi produktif, dapat saya simpulkan bahwa anak pertama saya ini sangat sensitif. Dia tidak bisa diperlakukan sebagai orang bersalah, bahkan dibentak sedikit saja tidak bisa. Jika saya berhasil mempertahankan intonasi ramah, Raissa akan lebih mudah bekerja sama. Tetapi jika sedikit saja saya kelepasan membentak atau mengucapkan kalimat yang menyudutkan, dia akan langsung membuat tameng berupa emosi kemarahan. Kali ini cukup sulit, karena saya hampir terpancing amarah, saya tahu jika itu terjadi akan lebih sulit dan lebih lama mengendalikan situasi.
Bunda: "Sayang, boleh kita mulai ulang tahun adik sekarang?"
Raissa: "Nggak mau sama adik, adik nggak boleh ikut"
Bunda: "Kakak tahu kan, adik yang ulang tahun? Jadi adik harus ikut"
Raissa: "Kita bertiga aja, adik nggak usah"
Bunda: "Oke, kalau kakak tidak mau merayakan ulang tahun adik, kakak boleh tidak ikut, tapi bunda akan tetap menemani adik ulang tahun di tempat lain."
Raissa menangis dan mengamuk sejadinya. Lalu mendekat dan meminta dipeluk. Sambil dipeluk, saya mencoba membuka kesempatan baginya untuk memperbaiki sikap.
Bunda: "Kakak masih mau ikut ulang tahun dengan adik kan? Tadi kan kakak juga bantu bunda tiup balon".
Raissa: (mengangguk, masih sambil menangis)
Bunda: "Udah yuk nangisnya, kita nyanyi ulang tahun sekarang yuk. Nanti adik di tengah, kakak sebelah bunda.
Kemudian saya memutar lagu-lagu ulang tahun. Meminta kakak bermaafan dan berpelukan dengan adik. Memang harus sabar jika Raissa terlanjur marah. Rata-rata butuh waktu lebih dari 30 menit untuk membujuknya. Sehingga saat ini saya mencoba mengelola emosinya agar tidak sampai marah. Di samping juga saya menjelaskan tentang bagaimana menahan marah.
#Hari10
#Gamelevel1
#tantangan10hari
#Komunikasi
#KuliahBunsayIIP
Comments
Post a Comment