Pada hari Minggu, 26 Februari 2023 saya mengikuti kegiatan Rapat Kerja bersama para srikandian Ibu Profesional Bekasi. Setelah sebelumnya didahului dengan acara serah terima amanah dan dilanjut dengan rapat kerja melalui zoom secara daring. Pada sesi daring sudah ada pembahasan program kerja dari masing-masing komponen, mulai duari Kampung Komunitas, Sejuta Cinta, Himpunan Mahasiswa, Sister Regional, KIPMA dan Lumbung Ilmu. Kali ini sesi luring digunakan sebagai media diskusi untuk membuat sinergi kegiatan antar komponen. Sekitar dua pekan sebelumnya, saya dihubungi oleh panitia dari Sisreg atau sister regional dan diminta hadir sebagai host atau MC. Kegiatannya semi formal dengan lebih banyak interaksi diskusi dan improvisasi kegiatan secara umum. Sesi pembukaan dilanjutkan dengan sambutan dan prakata dari sekretaris regional yang membahas tentang alur administasi ke sekreg dari masing-masing komponen. Setiap komponen harus mengisi form jika ingin mengadakan kegiatan, baik kegiat...
Bismillahiroohmaaniroohiiim....
Mengajarkan kecerdasan spiritual dan mengembangkan fitrah keimanan merupakan tantangan yang cukup menyita pikiran. Saya harus kreatif dalam memilih cara-cara yang bisa dipahami oleh anak-anak khususnya di usia dini. Terlebih lagi, pemahaman saya tentang Agama Islam yang masih cukup dangkal. Seringkali saya bertanya-tanya, kenapa orang-orang yang beragama Islam banyak yang melalaikan sholat. Padahal sholat adalah Tiang Agama, sholat adalah Rukun Islam yang Kedua. Sayapun berpikir, mungkinkah itu dipengaruhi juga oleh penanaman aqidah di usia dini? Seperti pengalaman saya sendiri, orang tua lebih banyak menyerahkan pengajaran Agama pada sekolah dan juga TPQ. Selama waktu saya belajar agama di waktu kecil, lebih banyak difokuskan pada kewajiban-kewajiban kita sebagai umat muslim. Hafalan do'a, hafalan surat, mengaji dan lainnya. Sehingga kebanyakan dari kami sholat atau mengaji karena diteriakin ibu. Hehehe...
Setelah saya menjadi ibu, dan punya kewajiban mengajarkan agama kepada anak-anak saya, saya mulai sadar. Mungkin metode yang diajarkan orang tua dulu kurang tepat. Bukan mengajarkan teori terlebih dahulu, tetapi menanamkan dan menajamkan keimanan anak. Sehingga mereka paham, mengapa mereka harus sholat, mengapa harus mengaji, supaya kelak ketika akil baligh mereka melaksanakan kewajiban agama dengan kesadaran.
Saat ini, anak saya masih berusia dini. Saya ingin memanfaatkan masa ini untuk mengajarkan mereka bersyukur. Lebih peka melihat nikmat Allah SWT yang diberikan kepada kami. Mengingatkan mereka setiap waktu untuk berterima kasih kepada Allah, salah satunya dengan Sholat, belajar mengaji dan menghafal suroh. Bukan semata-mata merasa harus mengerjakan kewajiban, lalu berbondong-bondong menuntut hak. Tetapi lebih menyadari nikmat-nikmat yang kita miliki, bahwasannya semua itu anugerah dari Allah SWT.
Beberapa hari ini saya lebih konsisten mengingatkan anak-anak untuk ikut sholat. Sembari menyampaikan mengapa kita harus sholat. Seringnya adik Hasna lebih memilih tetap bermain ketika saya dan kakak Raissa mau sholat. Terkadang hanya ikut memakai mukena, satu kali sujud dan melepasnya. Saya biarkan saja, mungkin itulah caranya berproses. Hari itu sehabis mandi, tiba-tiba Hasna sibuk mencari sajadah.
Hasna : "Bunda, ambilkan ini tolong" (berusaha mengambil sajadah kecil)
Bunda : "Tarik aja sayang" (sajadahnya terjepit di bawah mukena bunda)
Hasna : "Gak bisa ini, banyak barang-barang"
Bunda : "Gak papa tarik aja, nanti kalau ada yang jatuh, bunda betulkan" (lalu Hasna menariknya)
Hasna : "Adik mau sholat" (Hasna menggelar sajadah dan memakai mukena)
Saya antara terharu dan heran plus bersyukur. Tumben-tumbenan tanpa ada yang mengajak atau membujuk, Hasna berinisiatif sholat. Meski hanya membaca 'Bismillahiroohmaanirrohiim lalu sujud. Tetapi kali ini cukup panjang sholatnya, sampai 3x sujud. biasanya hanya 1x sujud dan selesai. Semoga selanjutnya Hasna mau ikut belajar sholat bersama kakak.
#tantangan_hari_ke8
#game_level3
#kuliah_bunsayiip3
#kami_bisa
#kecerdasan_spiritual
Comments
Post a Comment