Pada hari Minggu, 26 Februari 2023 saya mengikuti kegiatan Rapat Kerja bersama para srikandian Ibu Profesional Bekasi. Setelah sebelumnya didahului dengan acara serah terima amanah dan dilanjut dengan rapat kerja melalui zoom secara daring. Pada sesi daring sudah ada pembahasan program kerja dari masing-masing komponen, mulai duari Kampung Komunitas, Sejuta Cinta, Himpunan Mahasiswa, Sister Regional, KIPMA dan Lumbung Ilmu. Kali ini sesi luring digunakan sebagai media diskusi untuk membuat sinergi kegiatan antar komponen. Sekitar dua pekan sebelumnya, saya dihubungi oleh panitia dari Sisreg atau sister regional dan diminta hadir sebagai host atau MC. Kegiatannya semi formal dengan lebih banyak interaksi diskusi dan improvisasi kegiatan secara umum. Sesi pembukaan dilanjutkan dengan sambutan dan prakata dari sekretaris regional yang membahas tentang alur administasi ke sekreg dari masing-masing komponen. Setiap komponen harus mengisi form jika ingin mengadakan kegiatan, baik kegiat...
MEMPERSIAPKAN FITRAH SEKSUALITAS ANAK PADA USIA PRE AQIL BALIGH
Presentasi hari ke-3 akan dibawakan oleh kelompok 3. Saya sendiri termasuk dalam kelompok tersebut. Pembentukan group whatsapp sudah dimulai pada hari pertama presentasi, tetapi diskusi aktif baru mulai pada H-1 dan hari H presentasi. Mengingat hari tersebut adalah hari Sabtu, sehingga banyak anggota yang ada agenda keluarga. Anggota kelompok saling berbagi tugas, ada yang mencari materi dari buku dan ada yang membuat presentasi. media Edukasi kami berupa lagu tentang menutup aurat. Syair lagu dibuat oleh salah satu anggota kelompok, kemudian beberapa anggota mencari dan menyusun gambar yang kiranya berhubungan dengan lagu. Saya sendiri turut membuat media edukasi dengan mengisi suara dan merekamnya, kemudian menyusun gambar dan lagu sehingga menjadi video. Memang kurang maksimal saya rasa, tetapi akhirnya kami dapat menyampaikan presentasi sesuai rencana.
Fokus materi yang kami ambil ada pada rentang usia pre aqil baligh, yaitu antara 0 - 14 tahun. Usia di mana anak laki-laki dan perempuan mulai memasuki fase-fase seksualitas yang semakin mendekati kedewasaan. Pada usia ini anak-anak hendaknya diajarkan tentang peran spesifik bagi masing-masing gender baik laki-laki maupun perempuan. Sehingga kelak mereka dapan mencapai "aqil" dan "baligh" secara bersama-sama.
Sebelum lebih lanjut membahas tentang "aqil" dan "baligh", kita mulai penjabaran fitrah seksualitas dan tantangan dalam menumbuhkan fitrah tersebut di usia pre aqil baligh.
Fitrah Seksualitas dan Cinta
Setiap anak dilahirkan dengan jenis kelamin lelaki dan perempuan. Bagi manusia, jenis kelamin ini akan berkembang menjadi peran seksualitasnya. Bagi anak perempuan akan menjadi peran keperempuanan dan kebundaan, bagi anak lelaki menjadi peran kelelakian dan keayahan. Fitrah seksualitas yang sempurna akan melahirkan laki-laki dan perempuan yang tumbuh sesuai fitrahnya dan memiliki akhlak yang baik terhadap pasangan dan keluarganya.
Tantangan dalam menumbuhkan fitrah seksualitas
Tantangan yang mucul pada era millenial ini adalah adanya kesenjangan yang panjang, ketika anak-anak kita secara fisik sudah mencapai usia "aqil baligh" pada usia 14-15 tahun, namun secara finansial dan sosial baru "mandiri" pada usia 25 tahun bahkan lebih. Maka muncullah istilah remaja, yang menggambarkan anak-anak yang telah matang secara biologis tapi belum matang secara psikologis, emosional, rasional, sosial dan finansial. Kesenjangan ini jugalah yang kemudian menyebabkan penyakit kejiwaan dan penyakit sosial yang melanda kehidupan para remaja, seperti pola hidup konsumtif, pergaulan bebas, narkoba, kelainan seksual, dan sebagainya
Bagaimana Solusinya?
Pentingnya penguatan fitrah seksual di tahap Pre Aqil Baligh pada usia 0-14 tahun.
Apa itu Aqil Baligh?
Aqil adalah kedewasaan psikologis, emosional, rasional, sosial dan finansial.
Indikatornya:
- Mampu memecahkan masalah
- Mampu mengambil keputusan dan resiko
- Bertanggung jawab dan mandiri
- Mampu mencari nafkah (laki-laki)
- Mampu memikul beban kehidupan
Baligh adalah Kedewasaan Biologis.
Cirinya:
1. Anak laki-laki mengalami mimpi basah
2. Anak perempuan mengalami menstruasi
3. Biasanya terjadi pada rentang usia 11-14 tahun
Fenomena sekarang ini, banyak anak-anak yang sudah "baligh" dari segi usia, dan secara biologis telah mengalami perkembangan fisik, tetapi belum "aqil" atau mencapai kedewasaan secara psikologis. Hal ini bisa jadi dikarenakan orang tua maupun lingkungan yang kurang mendukung perkembangan fitrah seksualitasnya. Bisa juga karena kita sebagai orang tua terlewat dalam mengawal tahap pendidikan fitrah seksualitas sesuai usia anak.
1. Usia 0-2 tahun
Anak didekatkan dengan ibunya melalui ASI. Kalaupun tidak bisa menyusui, anak difasilitasi untuk bisa “bermain” di sekitar dada ibunya, bisa dengan sering dipeluk, didekap, digendong, dll.
2. Usia 3-6 tahun
Penguatan konsep gender. Anak harus dekat dengan kedua orangtuanya. Sering main dan ngobrol bareng, mulai dikenalkan perbedaan pakaian laki-laki dan perempuan, mulai dikenalkan konsep malu.
3. Usia 7-10 tahun (Pre Aqil Baligh 1)
Dekatkan anak perempuan dengan ibu dan dekatkan anak laki-laki dengan ayah, agar anak memahami peran gender dan sosialnya. Anak mulai dibiasakan menutup auratnya.
Dekatkan anak perempuan dengan Ayahnya dan anak laki-laki dengan ibunya, agar anak dapat belajar memahami dan berempati secara langsung terhadap sosok pria maupun wanita terdekatnya.
Tanggung Jawab Pendidikan Seks
Dibagi menjadi beberapa fase, yaitu:
- Usia antara 7 – 10 tahun, dinamakan kanak-kanak usia akhir (tamyiz), diajarkan etika meminta izin untuk masuk ke kamar orang tua dan orang lain serta etika melihat lawan jenis.
- Usia antara 10 – 14 tahun (usia remaja), anak dijauhkan dari hal yang mengarah kepada seks
- Usia antara 14 – 16 tahun (baligh), anak diajarkan tentang etika berhubungan badan ketika ia sudah siap untuk menikah
- Usia setelah baligh dinamakan usia pemudi/pemuda, diajarkan tentang cara-cara menjaga kehormatan dan menahan diri ketika ia belum mampu untuk menikah
Tahap pendidikan yang cukup kritis adalah pada rentang usia 11 - 14 tahun atau tahap Pre Aqil baligh 2. Pada tahap ini orang tua perlu lebih detail dalam menjelaskan dan mengajarkan tentang perubahan fisik baik pada laki-laki dan perempuan dan bagaimana menyikapinya. Selain itu juga perlunya memahamkan tentag etika menyangkut tahapan usia dan gender. Pada tahap ini juga anak-anak sudah perlu dipahamkan mengenai mahram. Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada mahram dan bukan mahram. Sehingga kelak di usia baligh anak sudah paham bagaimana bersikap sesuai tuntunan.
Fase pre aqil baligh 2
Pada fase ini, anak juga mulai diajarkan tentang:
- Anak laki-laki tentang mimpi basah, fungsi sperma dan cara mandi wajib. Anak perempuan tentang menstruasi, cara membersihkannya, cara mandi wajib, fungsi rahim dan indung telur
- Mengajarkan untuk menundukkan pandangan
- Diajarkan tentang aurat (Laki-laki, antara pusar sampai lutut, Perempuan seluruh anggota badan kecuali wajah dan telapak tangan).
- Dikenalkan konsep mahram. Setiap perempuan yang haram dinikahi selamanya oleh seorang laki-laki, maka perempuan itu adalah mahramnya. Dan setiap laki-laki yang haram bagi seorang perempuan untuk menikah dengannya selamanya, maka laki-laki itu merupakan mahramnya.
- Mengenalkan konsep Tauhid pada Allah agar bisa menjaga mereka dari berbuat dosa.
- Anak diajarkan beberapa adab yang berhubungan dengan lawan jenis, seperti:
- Meminta izin sebelum masuk kamar orang lain dan orang tua pada waktu sebelum fajar, tengah hari dan setelah isya.
- Memisahkan kamar anak laki-laki dan anak perempuan
- Etika melihat mahram. Laki-laki boleh melihat kepada mahram perempuannya sebatas yang menjadi kebiasaan untuk dilihat (leher, kepala, kedua telapak tangan, kedua kaki, dst). Ia tetap tidak boleh melihat yang biasanya tertutup (dada, punggung, perut, dst).
- Etika Melihat Perempuan yang Bukan Mahram (Tidak diperbolehkan walaupun tanpa syahwat).
- Etika laki-laki melihat laki-laki (Tidak boleh melihat auratnya. Adapaun anggota tubuh yang lain, seperti perut, punggung, dada dan lainnya boleh asalkan tanpa syahwat).
- Etika perempuan melihat perempuan (Seorang perempuan tidak boleh melihat bagian di antara pusar sampai lutut perempuan lainnya, baik yang dilihat itu dekat maupun jauh, muslimah maupun bukan.
- Etika perempuan non muslimah melihat perempuan yang muslimah (Seorang perempuan muslimah diharamkan untuk memperlihatkan sedikit pun dari bagian tubuhnya kepada perempuan non muslimah, kecuali anggota badannya yang digunakan untuk memberikan bantuan, pelayanan atau bekerja).
- Etika melihat anak remaja berparas tampan (al-amrad). Hukumnya boleh jika ada alasan mendesak, seperti jual beli, mengambil dan memberi, mengobati, mengajar serta keperluan yang semacamnya. Sedangkan melihat untuk menikmatinya maka hukumnya haram karena itu bisa mendorong munculnya syahwat dan mengarah ke fitnah.
- Etika perempuan melihat laki-laki yang bukan mahramnya. Boleh jika mereka sedang berpapasan di jalan, bermain permainan yang tidak diharamkan, berinteraksi dalam jual beli, dan kesempatan lainnya.
- Etika melihat aurat anak kecil. Anak kecil baik laki-laki maupun perempuan tidak memiliki aurat jika ia masih berusia kurang dari 4 tahun. Namun, jika ia sudah berusia lebih dari 4 tahun, maka auratnya adalah kemaluan dan pantatnya, serta bagian tubuh di sekitarnya.
Mempersiapkan pendidikan fitrah seksualitas pada fase pre aqil baligh ini sangatlah penting. Banyak aspek-aspek yang biasanya terlalu tabu untuk dibicarakan, tetapi sebenarnya sangat kritis untuk dipelajari oleh anak. Alangkah baiknya jika anak memahami hal-hal terkait seksualitas dari kita, orang tuanya dibandingkan jika anak terlanjur penasaran dan mencari tahu sendiri tanpa adanya pendampingan dan pengawasan. Sehingga berpotensi terjadi penyimpangan dan sebagainya.
Allah SWT telah menginstalkan fitrah ke dalam diri setiap anak yang lahir. Maka tugas orang tua hanyalah mengaktivasikannya sesuai dengan keunikan dan peran spesifik setiap anak dengan penuh cinta (Inside Out bukan Outside In).
Fitrah itu tidak bisa digegas, dan tidak berlaku LEBIH CEPAT LEBIH BAIK. Karena fitrah memerlukan tahapan dan waktu yang tepat dalam menumbuhkannya.
Bukan sekolah, tapi rumahlah tempat terbaik mendidik fitrah anak agar mampu mencapai aqil dan baligh bersamaan.
Tidak pernah ada anak salah gaul, yg ada salah asuh.
Fitrah yang tumbuh indah ibarat ikan hidup di laut, bertahun2 berenang di laut tak menjadi asin. Fitrah yg tak tumbuh ibarat ikan mati, cukup beberapa hari direndam di air asin untuk menjadi ikan asin.
(Harry Santosa - _Fitrah Based Education_)
Sumber Pustaka:
- Santosa, Harry. 2017. Fitrah Based Education. Yayasan Cahaya Mutiara Timur
- 'Ulwan, Abdullah Nashih. 2017. Tarbiyatul Aulad Fil Islam (Pendidikan Anak Dalam Islam). Sukoharjo: Insan Kamil Solo
#bunda sayang
#fitrah seksualitas
#game level 11
Comments
Post a Comment