Pada hari Minggu, 26 Februari 2023 saya mengikuti kegiatan Rapat Kerja bersama para srikandian Ibu Profesional Bekasi. Setelah sebelumnya didahului dengan acara serah terima amanah dan dilanjut dengan rapat kerja melalui zoom secara daring. Pada sesi daring sudah ada pembahasan program kerja dari masing-masing komponen, mulai duari Kampung Komunitas, Sejuta Cinta, Himpunan Mahasiswa, Sister Regional, KIPMA dan Lumbung Ilmu. Kali ini sesi luring digunakan sebagai media diskusi untuk membuat sinergi kegiatan antar komponen. Sekitar dua pekan sebelumnya, saya dihubungi oleh panitia dari Sisreg atau sister regional dan diminta hadir sebagai host atau MC. Kegiatannya semi formal dengan lebih banyak interaksi diskusi dan improvisasi kegiatan secara umum. Sesi pembukaan dilanjutkan dengan sambutan dan prakata dari sekretaris regional yang membahas tentang alur administasi ke sekreg dari masing-masing komponen. Setiap komponen harus mengisi form jika ingin mengadakan kegiatan, baik kegiat...
Alhamdulillah lulus kelas Bunda Cekatan!
Mungkin sebagian orang ada yang bertanya-tanya. Apa perlunya sih, ibu rumah tangga biasa kok pake acara belajar2 segala, ikut kelas segala. Wong di rumah juga cuma nyapu, ngepel, nyuci, Weeladalahh... kurang gaul sampeyan. 🤠Ininih yang bikin ibu rumah tangga bahagia.
Dalam setiap hal yang kita lakukan, sematkan kata kunci yang menjadi motivasi, yaitu "Bahagia". Ketika tangki kebahagiaan ibu itu sudah penuh, maka ia akan membaginya kepada orang-orang di sekelilingnya, anak-anaknya, suaminya, bahkan lingkungannya.
Sebelum banyak belajar, saya selalu merasa hidup ini untuk membahagiakan keluarga. Mengedepankan anak-anak, suami, orang tua. Sehingga saya tidak masalah jika keinginan saya tak terpenuhi atau terabaikan, yang penting mereka dahulu yang bahagia.
Ternyata, itu salah saudara-saudara. Kebahagiaan ibu itu "PENTING". Harus diusahakan, harus dikedepankan, sehingga seorang ibu akan mampu membahagiakan keluarganya tanpa merasa ia berkorban.
Bunda Cekatan mengajarkan saya "mencari" kebahagiaan itu. Kenali diri kita lebih dekat, ketahui hal-hal apa yang membuat kita bahagia, kejar dan pelajari apa yang kita bisa dan kita suka. Terus asah keterampilan agar kita bisa bahagia dan lebih bahagia. Kuasai dan hilangkan halangan yang membuat kita kurang bahagia. Sehingga kita punya lebih banyak energi untuk berkiprah di ranah yang kita sukai, dan mengisi terus tangki kebahagiaan kita.
Selama kurang lebih 6 bulan aktif, saya mengarungi kelas ini. Mulai dari Tahap Telur, Tahap Ulat, Tahap Kepompong hingga Tahap Kupu-Kupu. Suka duka di setiap tahapnya menambah kadar kesadaran saya. Tahap ulat adalah yang paling menyenangkan. Kami bisa menemukan banyak ilmu-ilmu baru di hutan pengetahuan. Bertemu dan berkumpul bersama teman-teman yang mempelajari bidang yang sama. Saling mendukung dan menguatkan. Tahap Kepompong adalah yang paling menantang kejujuran. Bagaimana menjaga komitmen dan konsisten menantang diri untuk lebih baik.
Tetapi, Tahap Kupu-Kupulah yang paling menguras emosi. Ketika kejenuhan dan semangat saling berhimpitan menjadi satu. Di saat yang sama kami memiliki peran baru, yaitu sebagai mentor dan mentee. Ketika di satu sisi sebagai mentee kita sedang diuji untuk menguatkan bidang yang kita tekuni. Di sisi lain, sebagai mentor kita harus meluangkan waktu, energi dan juga hati untuk menguatkan dan menyemangati mentee.
Program mentorship ini mempertemukan saya dengan 1 mentor dan 2 mentee. Tantangan terbesar ketika tidak boleh ada sharing materi, atau menyuapi adalah menjaga kemanfaatan mentorship ini. Seperti yang kita tahu, pendidikan yang umum kita jalani adalah diajarkan. Tentunya ada perasaan ragu, untuk apa menjalankan program ini jika ternyata kita tetap harus belajar dan mencari tahu sendiri.
Maka saya berusaha pro aktif. Sebagai mentee saya melaporkan progress yang saya lakulan di bidang menyetir mobil kepada mentor. Tantangan-tantangan apa saja yang saya hadapi dan sudah berhasil sampai mana saya di minggu itu. Sebagai mentor saya pro aktif bertanya kepada mentee tentang progressnya, tantangan apa yang dihadapi dan sharing pengalaman saya dalam hal berbenah. Alhamdulillah hal ini membawa dampak positif dalam program mentorship.
Tentunya, mentorship yang saya jalani bukannya tanpa kendala. Ada salah satu mentee yang sangat menguras emosi saya karena menurut saya beliau kurang menaruh hati dalam program ini. Seringkali terlambat menyimak materi live, tidak mengerjakan form panduan, sehingga komunikasi kurang berjalan baik. Hal ini tentu saja membawa dampak negatif bagi saya. Sehingga ketika saya bertanya kepada Bu Septi, beliau menyarankan untuk menyudahi mentorship. Tetapi karena saya merasa tidak enak untuk memutuskan mentee terutama di minggu-minggu akhir, maka saya tetap bertahan. Saya tetap menjalankan peran saya sebagai mentor, meskipun pengharapan saya terhadap mentee tidak terjadi.
Namun, Alhamdulilah secara keseluruhan tahap kupu-kupu dapat saya jalani dengan progress yang cukup baik. Meskipun tantangan terbesar saya untuk menyetir di jalan raya ramai belum kesampaian. Tetapi saya sudah rutin menyetir sendiri berkeliling. Kemampuan parkir saya juga sudah meningkat. Serta yang paling membahagiaan, suami bersedia tanpa dipaksa untuk duduk di kursi penumpang jika kami bepergian yang dekat-dekat saja. Meskipun tetap melontarkan kritik di sepanjang jalan.
Akhirnya tibalah saatnya melakukan selebrasi kelulusan, yaitu dengan membuat video. Setiap regional mengirimkan 1 video. Saya saat ini masih tergabung di Regional Pasuruan, sedangkan siswa bunda cekatan hanya 3 orang, dan group HIMA tidak ada aktifitas atau informasi apapun. Sehingga kami bertiga berencana membuat video sendiri.
Bu Siti mengusulkan untuk membuat video animasi dengan avatar kami bertiga. Tetapi karena keterbatasan ilmu di bidang editing, maka saya mengusulkan untuk opening dengan animoji yang diisi suara kita. Inti video berupa slide show dan penutup kesan dari kami masing-masing. Setelah disepakati, sayapun membuat grafis untuk slide show. Sedangkan Bu Siti dan Mbak Dhaniar, juga saya sendiri merekam suara untuk narasi setiap gambar.
Sebagian besar editing, saya yang mengerjakan. Kecuali bagian opening dan video kesan. Menggabungkan video, mengisi suara, memasukkan musik, bahkan mengkompres file. Meskipun tersendat-sendat, karena saya masih belajar di bidang editing ini. Demikian halnya dengan teman-teman yang lain. Tetapi Alhamdulillah kami cukup puas dengan hasilnya. Berikut video selebrasi Bunda Cekatan Batch #1 IP Pasuruan.
Selama kurang lebih 6 bulan aktif, saya mengarungi kelas ini. Mulai dari Tahap Telur, Tahap Ulat, Tahap Kepompong hingga Tahap Kupu-Kupu. Suka duka di setiap tahapnya menambah kadar kesadaran saya. Tahap ulat adalah yang paling menyenangkan. Kami bisa menemukan banyak ilmu-ilmu baru di hutan pengetahuan. Bertemu dan berkumpul bersama teman-teman yang mempelajari bidang yang sama. Saling mendukung dan menguatkan. Tahap Kepompong adalah yang paling menantang kejujuran. Bagaimana menjaga komitmen dan konsisten menantang diri untuk lebih baik.
Tetapi, Tahap Kupu-Kupulah yang paling menguras emosi. Ketika kejenuhan dan semangat saling berhimpitan menjadi satu. Di saat yang sama kami memiliki peran baru, yaitu sebagai mentor dan mentee. Ketika di satu sisi sebagai mentee kita sedang diuji untuk menguatkan bidang yang kita tekuni. Di sisi lain, sebagai mentor kita harus meluangkan waktu, energi dan juga hati untuk menguatkan dan menyemangati mentee.
Program mentorship ini mempertemukan saya dengan 1 mentor dan 2 mentee. Tantangan terbesar ketika tidak boleh ada sharing materi, atau menyuapi adalah menjaga kemanfaatan mentorship ini. Seperti yang kita tahu, pendidikan yang umum kita jalani adalah diajarkan. Tentunya ada perasaan ragu, untuk apa menjalankan program ini jika ternyata kita tetap harus belajar dan mencari tahu sendiri.
Maka saya berusaha pro aktif. Sebagai mentee saya melaporkan progress yang saya lakulan di bidang menyetir mobil kepada mentor. Tantangan-tantangan apa saja yang saya hadapi dan sudah berhasil sampai mana saya di minggu itu. Sebagai mentor saya pro aktif bertanya kepada mentee tentang progressnya, tantangan apa yang dihadapi dan sharing pengalaman saya dalam hal berbenah. Alhamdulillah hal ini membawa dampak positif dalam program mentorship.
Tentunya, mentorship yang saya jalani bukannya tanpa kendala. Ada salah satu mentee yang sangat menguras emosi saya karena menurut saya beliau kurang menaruh hati dalam program ini. Seringkali terlambat menyimak materi live, tidak mengerjakan form panduan, sehingga komunikasi kurang berjalan baik. Hal ini tentu saja membawa dampak negatif bagi saya. Sehingga ketika saya bertanya kepada Bu Septi, beliau menyarankan untuk menyudahi mentorship. Tetapi karena saya merasa tidak enak untuk memutuskan mentee terutama di minggu-minggu akhir, maka saya tetap bertahan. Saya tetap menjalankan peran saya sebagai mentor, meskipun pengharapan saya terhadap mentee tidak terjadi.
Namun, Alhamdulilah secara keseluruhan tahap kupu-kupu dapat saya jalani dengan progress yang cukup baik. Meskipun tantangan terbesar saya untuk menyetir di jalan raya ramai belum kesampaian. Tetapi saya sudah rutin menyetir sendiri berkeliling. Kemampuan parkir saya juga sudah meningkat. Serta yang paling membahagiaan, suami bersedia tanpa dipaksa untuk duduk di kursi penumpang jika kami bepergian yang dekat-dekat saja. Meskipun tetap melontarkan kritik di sepanjang jalan.
Akhirnya tibalah saatnya melakukan selebrasi kelulusan, yaitu dengan membuat video. Setiap regional mengirimkan 1 video. Saya saat ini masih tergabung di Regional Pasuruan, sedangkan siswa bunda cekatan hanya 3 orang, dan group HIMA tidak ada aktifitas atau informasi apapun. Sehingga kami bertiga berencana membuat video sendiri.
Bu Siti mengusulkan untuk membuat video animasi dengan avatar kami bertiga. Tetapi karena keterbatasan ilmu di bidang editing, maka saya mengusulkan untuk opening dengan animoji yang diisi suara kita. Inti video berupa slide show dan penutup kesan dari kami masing-masing. Setelah disepakati, sayapun membuat grafis untuk slide show. Sedangkan Bu Siti dan Mbak Dhaniar, juga saya sendiri merekam suara untuk narasi setiap gambar.
Sebagian besar editing, saya yang mengerjakan. Kecuali bagian opening dan video kesan. Menggabungkan video, mengisi suara, memasukkan musik, bahkan mengkompres file. Meskipun tersendat-sendat, karena saya masih belajar di bidang editing ini. Demikian halnya dengan teman-teman yang lain. Tetapi Alhamdulillah kami cukup puas dengan hasilnya. Berikut video selebrasi Bunda Cekatan Batch #1 IP Pasuruan.
Tetap berproses, tetap berprogress, Salam Bunda Cekatan!
#BundaCekatan
#IbuProfesional
#janganlupa bahagia
Comments
Post a Comment