Skip to main content

Rapat Kerja Srikandian Ibu Profesional Bekasi 2023

Pada hari Minggu, 26 Februari 2023 saya mengikuti kegiatan Rapat Kerja bersama para srikandian Ibu Profesional Bekasi. Setelah sebelumnya didahului dengan acara serah terima amanah dan dilanjut dengan rapat kerja melalui zoom secara daring. Pada sesi daring sudah ada pembahasan program kerja dari masing-masing komponen, mulai duari Kampung Komunitas, Sejuta Cinta, Himpunan Mahasiswa, Sister Regional, KIPMA dan Lumbung Ilmu. Kali ini sesi luring digunakan sebagai media diskusi untuk membuat sinergi kegiatan antar komponen.  Sekitar dua pekan sebelumnya, saya dihubungi oleh panitia dari Sisreg atau sister regional dan diminta hadir sebagai host atau MC. Kegiatannya semi formal dengan lebih banyak interaksi diskusi dan improvisasi kegiatan secara umum. Sesi pembukaan dilanjutkan dengan sambutan dan prakata dari sekretaris regional yang membahas tentang alur administasi ke sekreg dari masing-masing komponen. Setiap komponen harus mengisi form jika ingin mengadakan kegiatan, baik kegiatan b

Cerpen: DUNIA DIBALIK KACA



"Ma, Monic jalan dulu ya." Teriak Monica sambil menyambar kunci mobil di gantungan.
"Iya, pulangnya jangan malam-malam ya," Sahut mama.
"Bib Bip.." Monica membuka pintu mobil, tak berapa lama kemudian, Honda Jazz itupun melaju meninggalkan pekarangan rumah.

"Sudah kubilang kan, dia tak akan mengajakmu lagi. Entah kapan terakhir kau meninggalkan tempat ini," sebuah suara berbicara padaku.
"Aku yakin suatu saat dia akan melihatku lagi. Hari-hari yang kami lalui sangatlah bermakna. Tidak mungkin dia melupakanku begitu saja," sahutku dengan yakin.

Aku ingat ketika pertama kali Monica membawaku ke rumahnya. Ia bercerita kepada mamanya dengan mata berbinar karena gembira. Betapa perjuangannya menyalakan semua alarm yang dimilikinya supaya tidak ketinggalan postingan instagram. Berebut siapa yang lebih dulu mengetik "Fix" di kolom komentar, bersaing dengan puluhan bahkan ratusan wanita yang bersiap meminangku pulang.

Aku juga ingat kenangan kami bersama ketika dia membawaku liburan ke Singapura. Tak satupun fotonya yang tak ada aku bersamanya. Liburan-liburan berikutnya, ke pantai, ke taman, ke tempat hiburan, dia tak pernah meninggalkanku. Bahkan sekedar ke pusat perbelanjaanpun, dia selalu membawaku.

Tapi kini, aku hanya teronggok di dalam lemari kaca. Tak pernah lagi melihat indahnya dunia, atau sekedar mengecap sejuknya udara. Padahal dahulu, Monica selalu mengeluarkanku dari lemari kaca, menataku di teras agar aku menikmati cahaya. Mengelapku dan membersihkanku.
"Kenapa? kau melamun lagi ya, sudahlah yang lalu biarlah berlalu. Tak ada yang bisa kita lakukan, selain berdiam di sini," Tas tangan berwarna ungu yang selalu duduk di sebelahku ini mulai berbicara.
"Iya, Monica sedang senang-senangnya dengan anak baru berbahan kanvas dengan lukisan meriah di badannya itu," Dompet kulit havana di rak atas menimpali.

Aku tahu, aku hanyalah tas kulit kecil dengan selempang berwarna coklat yang sangat biasa. Tetapi aku merindukan saat - saat dimana pemilikku selalu membawaku di setiap kegiatan yang dilakukannya. Jauh sebelum tas-tas lain mulai memenuhi lemari kaca di sudut ruangan ini. Aku tak pernah lagi merasakan sentuhan tangannya membuka kancing magnet di tubuhku. Hingga suatu ketika, keajaiban menghampiriku. Aldilla, sepupu Monica dari keluarga mamanya main ke rumah.

"Mon, masih sering PO tas kulit gak? kasih rekomendasi dong, toko mana yang bagus," tanya Aldilla.
"Udah jarang sih, sekarang seringan tas kanvas aku belinya." jawab Monica sambil memainkan smartphonenya.
"Tapi kalo mau liat tuh ada beberapa di lemari kaca,"

Aldilla berjalan ke ujung ruangan, ke sebuah lemari kaca tempat kami berada. Ia mulai mengamati kami satu persatu. Kemudian tangannya yang gemulai membuka pintu lemari, dan memandang ke rak tempatku berada. Dia mengeluarkanku dari lemari, membelaiku lembut dengan tangannya dan membawaku ke depan cermin besar di kamar Monica.

"Ini cakep nih Mon, imut, simple dan cantik." Ucapnya sambil meletakkan selempangku di pundaknya seraya bergerak ke kanan dan ke kiri.
"Di mana nih belinya, mau dong alamat instagramnya," lanjutnya.
Monica menengok ke arah kami lalu berkata, "Oh, udah gak pernah kupakai itu. Ambil aja kalo mau,"
"Hah, seriussss? boleh buat aku?" Aldilla terkejut bahagia, binar mata yang dahulu kulihat di mata Monica, kini berkilau di matanya.

Akhirnya, aku punya pemilik baru. Aldilla membawaku pulang ke rumahnya. Ia sangat menyukaiku, membawaku setiap kali pergi bersama teman-temannya. Terkadang ia melepaskan selempangku dan menggantinya dengan selempang bermotif yang ramai dipakai sekarang ini. Dia juga memiliki koleksi gantungan tas yang lucu dan cantik untuk disematkan padaku. Aku tak perlu lagi bersedih hati dan berdiam di lemari. Kini aku bisa melihat lagi dunia yang indah bersama Aldilla.




TAMAT




Penulis
Roshinta Dewi Aryani





Comments

Popular posts from this blog

Menyanyi Laguku Sendiri (Think Creative Day 8)

Hampir sebulanan ini Hasna bunda masukkan ke PAUD dekat rumah. Berangkat pukul 07.30 WIB dan pulang sekitar pukul 10.00 WIB. Bunda merasa kasihan, karena ketika kakak sekolah TK, adik Hasna bermain sendiri. Bunda sedang tidak bisa membersamai, apalagi sebentar lagi ada adik bayi. Kemungkinan besar fokus bunda adalah mengurus adik bayi. Untungnya Hasna sangat excited di PAUD, meskipun sederhana tetapi bunda tahu di sana memang hanya bermain tanpa dipaksa belajar. Bahkan kadang jalan-jalan atau beraktivitas di kebun sebelah sekolah.  Hasna memang suka menyanyi, kemarin ibu gurunya mengirimi bunda video ketika Hasna menyanyi sambil menunggu dijemput mbah uti. Di lagu tersebut, Hasna mengarang sendiri syairnya. Tentang mamanya yang belum jemput. Dan bagaimana ia di sekolah. Kata gurunya, di kelaspun dia suka menyanyi sendiri. Berarti dia merasa nyaman di PAUD dan tidak merasa terbebani. Setiap pulang juga selalu cerita. Misalnya saja beberapa hari lalu, anak-anak lomba makan k

Pohon Literasi #Day 10

Bismillaahirrohmaanirrohiiim... Tantangan hari ke 10, Raissa masih kurang enak badan. Padahal, hari itu bunda ada pertemuan pengurus Komunitas Ibu Profesional Sumut. Paginya kami sempatkan pergi ke dokter untuk memeriksakan kakak. Setelahnya ayah mengantar bunda dan adik ke tempat pertemuan. Kakak sebenarnya marah karena ingin ikut, akhirnya dibujuk ayah istirahat di rumah. Sepulang ngantar bunda nanti mampir beli kaos dan buku Afra. Bunda dan ayah berbagi tugas untuk menjaga anak-anak. Karena kemungkinan itu pertemuan pengurus KIP Sumut yg terakhir bunda ikuti. Soalnya bulan ini kami sudah akan pindah dari Sumut. Sekalian bunda pamitan dengan teman-teman pengurus yang lain.  Selama menemani bunda, Hasna bersikap baik dengan bermain sendiri. Mewarnai, membaca, dan memainkan amunisi yang sudah dibawanya dari rumah. Sempat pula berkenalan dengan anak-anak teman bunda. Sesampainya di rumah, ternyata kakak mendapat beberapa buku Afra. Salah satunya Amazing shodaqoh. Kam

Refleksi Pemilihan Walikota di Hexagon City

 Hexagon city pada pekan-pekan ini sedang berproses membangun struktur organisasi kota. Kali ini proses pemilihan walikota berlangsung. Mulai dari Pengajuan kandidat hingga hari pemilihan dan hasil pemungutan suara. Seperti halnya pemilu di tempat lain berlangsung, di hexagon city proses yang dilalui juga sangat teratur dan khidmad. Meskipun seluruh warga adalah perempuan, seluruh kandidat dan tim sukses juga adalah para perempuan, hal ini tidak mengurangi esensi pemilu itu sendiri. PENGAJUAN KANDIDAT CALON WALIKOTA Setiap cluster di hexagon city diberikan kuota sebanyak 3 calon kandidat. Gugus Impian adalah cluster tempat saya berada. Ada tiga orang calon kandidat yang pada awalnya mengajukan diri. Selain 3 kandidat sebagai perwakilan cluster, hexagonia yang lain juga diperkenankan mencalonkan diri sebagai kandidat independen.  Para calon kandidat walikota diharuskan mendaftarkan diri pada form yang disediakan oleh tim formula dengan batas waktu. Namun, terjadi beberapa hal selama pro