Pagi itu udara terasa dingin, awan hitam menggelayut di langit mendung. Kupaksakan diri membuka pintu rumahku, Ah gelap sekali pikirku. Kuseret kakiku langkah demi langkah menuju jalanan yang sepi. Kali ini, benar-benar sepi seolah semua orang masih terlelap dalam peraduannya. Sudah sebulan ini aku rutin melaksanakan jogging pagi hari. Bahkan ketika matahari belum sepenuhnya terbit, aku sudah melangkahkan kaki keluar rumah. Tetapi kali ini terasa berbeda dari biasanya, mungkin karena mendung pikirku.
Tanpa kusadari, suasana gelap membuatku berbelok ke jalan yang tidak biasa kulalui. Kususuri langkah demi langkah sambil mencari seseorang yang mungkin lewat untuk sekedar bertanya arah. Hari mulai terang, tapi tak kutemukan seorangpun. Lelah menderaku, dan kuputuskan beristirahat di bawah pohon apel yang mulai berbunga. Kulayangkan pandangan ke sekeliling, sepi. Tak sengaja mataku tertuju pada sebuah benda di dekat batu, satu meter di depanku. Apa itu? tanyaku penasaran. Aku berdiri dan segera menuju ke tempat benda itu berada. Teronggok di sana, bertali putih dengan ujung hitam, sepasang sepatu kets berwarna biru. Kuraih ia, kuamati dengan seksama. Astaga!! ada sayap kecil di samping kanan kirinya. Sepatu apakah gerangan ini? tak pernah kulihat sepatu bersayap yang senyata ini. Seolah sayap itu adalah bagian dari tubuhnya.
Entah apa yang merasukiku, kulepas sepatuku dan kupakai si sepatu biru di kedua kakiku. Pas sekali, seperti ada yang sengaja meninggalkan ini di sini untuk kupakai. Beberapa saat kemudian, sayap-sayap kecil itu mulai bergerak ke atas ke bawah. Aku melayang, sungguh tak percaya dengan apa yang kulihat. Sepatu itu membawaku menembus semak di belakang batu. Makin aneh saja kejadian yang menimpaku, aku seperti menembus tirai tak kasatmata dan menuju dunia yang belum pernah kulihat sebelumnya.
Ada berbagai sepatu berwarna warni dengan ukuran yang berbeda-beda. Ada sepatu yang mengeluarkan air, laksana air terjun. Ada sepatu hak tinggi berjajar di sepanjang jalan, serupa mobil yang diparkir. Dan di sana, di tempat terjauh kulihat sepatu kets biru yang sangat besar dengan lubang-lubang berjajar serupa jendela. Tampak beberapa makhluk berjalan berdesakan keluar dari sana. Mengingatkanku pada stasiun di kala jam masuk kerja ketika manusia berdesakan keluar dari KRL. Pemandangan yang rasanya sering kulihat, tetapi kali ini sungguh berbeda. Bukan manusia yang keluar dari sana, tetapi makhluk hominoid berambut keriting dengan kulit berwarna kuning, telinga bulat serupa donat dan mata besar. Ini bukan bumi, ini bukan duniaku, siapakah mereka? apakah mereka alien? ataukah mereka monster, atau mungkin mereka manusia sepatu? Arrghhhhh.... aku berteriak kencang diliputi kepanikan. Mata-mata besar itu memandangku dengan tanda tanya, makhluk-makhluk kuning itu mendengar teriakanku. Aku ketakutan, bagaimana ini, bagaimana caraku keluar dari tempat ini? Aku berpikir keras untuk menyelamatkan diri, hingga....
"Mbak, Mbak, bangun mbak"
Aku mengucek mata, kulihat seorang pria berpakaian security berdiri di depanku. Sepertinya dia berusaha membangunkanku sedari tadi. Kulihat sekeliling, ternyata aku tertidur di bawah pohon tak jauh dari gerbang masuk kompleks perumahanku.
TAMAT
Penulis
Roshinta Dewi Aryani
Comments
Post a Comment