Pandemi, sudah hampir satu tahun
berlalu semenjak virus Corona terdeteksi di Indonesia. Masih ingat tanggal 15
Maret kami masih bersuka cita di acara ulang tahun kantor si Ayah dengan
permainan dan lomba-lomba hiburan. Tepat satu hari setelahnya, pengumuman lockdown
resmi dikeluarkan oleh pemerintah. Seumur hidup kami, inilah pertama kalinya menghadapi
pandemi dan harus lockdown di rumah masing-masing.
Selama 2 bulan pertama, saya dan
3 orang anak usia 8 tahun, 6 tahun dan 2 tahun hampir tidak pernah membuka
pintu depan. Hanya suami yang memang tidak WFH (Work From Home) penuh,
tetapi bergantian. Satu minggu masuk kerja 3 hari dan WFH 2 hari. Seluruh kebutuhan
kami baik bahan makanan, kebersihan, dan lainnya kami beli secara online.
Jikapun ada beberapa yang tidak tersedia online, suami akan membelinya sepulan
kerja. Praktis saya dan anak-anak benar-benar tidak keluar rumah. Tidak ada
kontak dengan pengirim barang, karena semua dibayar melalui transfer rekening
dan belanjaan kami akan di taruh di meja depan. Kemudian suami yang akan
memasukkannya ke dalam rumah saat pulang kerja.
Pada bulan pertama, saya dan
anak-anak sama sekali tidak menghirup udara luar. Pada bulan kedua, kami mulai
berolahraga ringan dan berjemur di area terbuka di lantai dua rumah kami, yang
terhubung dengan area jemuran dalam. Sudah tak terbayang kondisi teras rumah
yang sangat kotor karena selama 1 bulan tidak ada yang menyapu. Berlebihan mungkin
iya, tetapi itulah pilihan kami.
Pada bulan ke tiga, di hari libur
suami, kami sekeluarga mulai keluar dan berjalan pagi atau bersepeda keliling
kompleks. Tetapi tetap belum melakukan kontak langsung dengan orang lain maupun
pergi ke tempat umum. Sampai beberapa bulan setelahnya kami sekeluarga masih
membatasi diri keluar rumah. Terutama anak-anak. Suami masih terkadang ke minimarket
atau membeli sesuai di luar rumah.
Adaptasi terberat bagi saya
adalah perubahan pola kehidupan sehari-hari. Ketiga anak saya 24 jam berada di
rumah, dengan 2 anak yang school from home. Jika sebelumnya saya dibantu
laundry untuk menyeterika, maka kemudian semua harus saya kerjakan sendiri. Jika
sebelumnya kebutuhan lauk dan sayur kadang pesan katering tetangg, atau pesan
antar makanan dengan aplikasi, kini semua saya masak sendiri. Jika sebelumnya
bisa belanja lauk sayur setiap hari atau jika ada yang habis. Kini saya harus
membuat catatan kebutuhan bahan makanan untuk hidup selama minimal 10 hari. Alkhamdulillahnya
di sini ada jasa titip belanja ke pasar, sebagian besar tukang sayur juga mau
menerima pesanan belanja dan diantarkan ke rumah. Bahkan ada pasar online di kompleks
yang berisi tetangga-tetangga yang juga berjualan segala barang kebutuhan.
Meski kini sudah memasuki kondisi New Normal untuk Indonesia dan dunia, keluarga kami masih memilih untuk tetap berhati-hati. Kali ini saya akan sharing tentang usaha kami untuk menjaga diri selama masa pandemi, agar terhindar dari virus Corona dan tetap sehat.
- Masih membatasi diri untuk keluar rumah ke tempat umum
- Membatasi diri menerima tamu, jika ada tamu sebisa mungkin diterima di teras rumah
- Memakai masker kain untuk keluar rumah di teras maupun sekitar kompleks, memakai masker medis untuk ke tempat umum seperti supermarket
- Membawa hand sanitizer, tisue basah, dan sarung tangan plastik jika keluar rumah, khususnya untuk berbelanja
- Mencuci tangan dan kaki setiap kali mau masuk ke rumah
- Memisahkan baju yang baru dipakai keluar dan merendamnya dengan detergen
- Jika ingin pergi ke tempat umum untuk urusan pribadi, tidak mandi dulu, tetapi mandi dan keramas setelah pulang
- Mencuci dengan sabun dan detergen, semua barang yang masuk ke rumah. Kecuali jika barang mudah rusak jika terkena air, maka sebagai gantinya disemprot disinfektan
- Minum herbal jelly gamat untuk menjaga imun keluarga
- Tidak bepergian yang menempuh waktu di atas 3 jam, untuk menghindari ke toilet umum. Jika terpaksa, maka bawa disinfektan, sanitizer, tissue basah dan tissue kering
- Rutin berolahraga, workout di dalam rumah di hari kerja, berjalan kaki dan bersepeda keluar di hari libur
- Sebisa mungkin makan buah dan sayur setiap hari, serta probiotik sebagai asupan harian.
New Normal adalah era yang
baru, meskipun lebih ribet, tidak nyaman, menyusahkan, tetapi itulah usaha yang
setidaknya bisa kita lakukan untuk menjaga diri kita. Tetap berdo’a, karena
Allah SWT yang berkehendak menentukan takdir kita. Bertawakkal seandainya sudah
berusaha semaksimal mungkin menjaga diri kita, tetapi Allah berkehendak lain.
Tetap sehat teman-teman, bersabar
adalah yang terbaik. Karena pandemi tidak akan hilang dengan mudah. Pengalaman pertama
yang tentu saja tidak ingin dialami oleh semua orang. Tetapi di sinilah kita,
maka tetap kuat dan terus berusaha untuk bertahan. Semoga Allah SWT mampukan
kita untuk menghadapi semua cobaan dalam hidup kita. Aamiiin ya Rabb.
#KLIPFebruari2021
Comments
Post a Comment