Haloo teman cekrek semua. Semoga tetap semangat cekrek meski masih pandemi ya. Saya dan beberapa teman belajar fotografi ada yang lebih menyukai fotografi pemandangan, tetapi karena sedang pandemi tentunya pilihan objek foto menjadi terbatas ya. Biasanya bisa jalan-jalan ke alam, atau tempat wisata yang setiap tahun selalu ada yang baru, sekarang tentu lebih membatasi bepergian ke tempat umum. Namun keterbatasan ini tidak menyurutkan semangat untuk tetap berlatih mengambil foto yang ciamik. Hal ini bisa disiasati salah satunya dengan memperbanyak fotografi makro atau fotografi dengan pengambilan gambar dari jarak dekat. Objek yang digunakan misalnya bunga, serangga, bulir air, atau benda alam lain di sekitar kita yang jika diambil secara close-up akan menghasilkan gambar yang luar biasa menarik.
Selain fotografi pemandangan, yang termasuk juga salah jenis foto nature, masih ada banyak sekali jenis-jenis fotografi. Seperti fotografi dokumenter, jurnalistik, iklan, makanan, aksi, dan masih banyak lagi. Saya masih sangat pemula dalam fotografi, sehingga belum banyak jenis fotografi yang saya coba, baru berkisar pada fotografi alam dan makanan. Setiap jenis fotografi memiliki ciri khas dan tata cara pengambilan gambar yang berbeda. Namun, kita bisa memotret apa saja, tidak terbatas pada jenis-jenis fotografi yang sudah dikelompokkan.
Nah, kali ini saya akan membahas istilah-istilah dasar pada fotografi amatir, khususnya yang menggunakan smartphone. Kebanyakan teman-teman pemula yang baru belajar fotografi seperti saya merasa kesulitan memahami istilah-istilah yang ada dalam fotografi. Selain cukup banyak, juga karena merupakan bahasa baru yang seringkali hanya ada di dunia fotografi.
Sumber foto: pexels |
ISTILAH DALAM FOTOGRAFI
Saya akan membagi istilah berdasarkan pengaturan kamera, dan berdasarkan objek dan pencahayaan. Pada fotografi level profesional, kamera yang digunakan tentunya lebih bagus dengan banyak fitur yang lebih kompleks. Tetapi untuk fotografi amatir yang hanya memakai kamera smartphone istilah dalam kamera tidak terlalu banyak.
Istilah Terkait Setting Kamera Smartphone
1. Exposure
Secara sederhana exposure ini dapat diartikan sebagai banyaknya cahaya yang masuk ke dalam foto. Sehingga ada istilah underexposure untuk menjelaskan foto yang gelap dengan cahaya yang sedikit, dan overeksposure untuk foto yang sangat terang. Exposure ini dipengaruhi oleh 3 hal, yang seringkali disebut exposure triangle, yaitu ISO, Shutter Speed, dan Aperture/Bukaan Diafragma.
2. ISO
ISO ini merupakan standar internasional untuk menentukan sensitivitas sensor kamera terhadap masuknya cahaya. Nilai ISO pada kamera smartphone berkisar antara 50 hingga 3200. Semakin kecil nilai ISO, maka lensa tidak terlalu sensitif terhadap cahaya. ISO yang kecil cocok digunakan untuk pengambilan foto di luar atau outdoor dengan intensitas cahaya yang tinggi. Sebaliknya, jika pengambilan gambar dilakukan di dalam ruangan, nilai ISO yang lebih besar akan membuat gambar menjadi lebih terang. Namun, usahakan memakai ISO di angka yang tidak terlalu besar, misalnya 100 atau 200, karena nilai ISO yang terlalu besar misalnya di atas 2000 akan mengakibatkan hasil gambar memiliki bercak-bercak cahaya.
3. Shutter Speed
Shutter speed ini disebut juga kecepatan pembukaan lensa. Pada objek yang diam, mungkin hasilnya tidak akan terlalu signifikan. Tetapi pada objek bergerak, kita dapat melihat perbedaannya. Semakin cepat shutter speed, artinya kita akan membekukan objek bergerak, sehingga hasil foto akan lebih jelas. Sebaliknya, semakin lambat shutter speed maka kita akan menciptakan efek gerakan buram dari objek yang bergerak. Biasanya ini digunakan untuk mengambil gambar jalan raya malam hari dengan banyaknya kendaraan. Maka foto yang dihasilkan akan menangkap garis lampu dari kendaraan yang bergerak.
4. Aperture/ Bukaan diafragma
Aperture biasanya merujuk pada nilai f, atau besaran bukaan diafragma. Aperture mengatur banyaknya cahaya yang melintas ke dalam kamera. Aperture juga menentukan sebesar apa area dalam atau area fokus maupun area buram di belakang objek. Pada kamera smartphone, aperture yang digambarkan dengan nilai f ini berkisar pada 1/1000, 1/150, 1/10, hingga 30. Gambar yang diambil dengan nilai bukaan 1/10 akan lebih terang dibandingkan 1/50.
5. AF (Autofocus) dan MF (Manual Focus)
Salah satu hal yang membuat sebuah foto menjadi menarik adalah pengambilan fokus objek yang ingin ditonjolkan. Pada kamera smartphone, AF (Autofocus) terdapat pada setting kamera otomatis, artinya kamera yang bertugas menentukan fokus. Kita bisa memilih titik fokus yang kita inginkan dengan menyentuh area foto. Sedangkan MF (Manual Fokus) terdapat pada setting pengambilan gambar pro, bersama dengan setting, ISO dan lainnya. Kita perlu menentukan terlebih dahulu area fokus yang kita inginkan. MF membutuhkan waktu yang lebih lama, dan membutuhkan latihan juga. Tetapi pada beberapa kondisi, hasilnya akan jauh lebih baik daripada AF.
6. White Balance
White balance adalah suatu fitur yang memastikan warna putih direproduksi secara tepat, sehingga nada warna akan terlihat bagus sesuai dengan pencahayaan yang digunakan. Pengaturan ini penting agar hasil gambar sesuai dengan warna asli yang kita lihat. Pada kamera smartphone, biasanya nilai white balance berkisar antara 2300K hingga 10000K. Semakin rendah nilai WB maka gambar akan terlihat kebiru-biruan. Semakin besar nilai WB maka akan menghasilkan gambar yang warm atau kekuning-kuningan.
Sebenarnya masih banyak sekali istilah terkait kamera dalam proses pengambilan gambar. Tetapi saya rasa 6 hal di atas adalah yang paling penting sebagai dasar bagi pemula yang menggunakan kamera smartphone untuk mengambil gambar. Semakin banyak berlatih memotret, kita akan semakin mahir dalam mengatur setting kamera sesuai kondisi dan pencahayaan, sehingga dapat menghasilkan foto yang memukau.
Istilah Terkait Objek dan Pencahaan
1. POI (Point of Interest)
Istilah ini biasanya digunakan dalam food photography atau fotografi dengan makanan sebagai objeknya. POI atau Point of Interest dimaksudkan sebagai istilah untuk objek yang digunakan sebagai objek utama. Misalnya kita akan memotret muffin, biasanya kita memakai satu atau lebih muffin sebagai poi. Ditambah dengan beberapa barang atau bahan di belakang poi untuk memberi nuansa berbeda.
2. Property
Istilah property dalam fotografi biasanya dipakai untuk menyebut barang-barang yang digunakan sebagai pemanis foto. Misalnya sendok rustic, buah-buahan palsu, bunga, atau yang lainnya. Property ini sangat berperan dalam fotografi makanan maupun foto produk untuk iklan. Dengan adanya property yang mendukung tema foto, maka foto akan lebih menarik.
3. Alas Foto dan background
Media datar yang dipakai untuk meletakkan poi, misalnya papan kayu yang dicat, kain berwarna, wallpaper, kertas, karton dan lain sebagainya. Background adalah latar vertikal di bagian belakang objek. Bisa berupa tembok yang dilapisi kain, papan triplek, sandaran kursi dan lain sebagainya.
4. Front Light
Arah datangnya cahaya dari depan objek, atau objek berada di depan sumber cahaya. Posisi kita sebagai fotografer adalah membelakangi cahaya. Dengan demikian, hasil foto untuk objek di bagian depan akan terlihat sangat jelas.
Contoh foto front light Sumber foto: pexels |
5. Side Light
Sumber cahaya berada di bagian samping kanan atau kiri objek. Jenis pencahayaan ini menghasilkan foto dengan nuansa yang berbeda, karena bayangan yang dihasilkan hanya sebagian. Jika kita ingin menonjolkan bagian kanan dari objek, maka gunakan side light, yaitu sumber cahaya dari samping kanan objek.
Contoh foto side light Sumber foto: pexels |
6. Back Light
Pada jenis pencahayaan ini, sumber cahaya berasal dari belakang objek. Sehingga berada tepat di depan fotografer. Hasil gambar dengan pengambilan arah cahaya back light biasanya cenderung gelap dan lebih seperti siluet.
Comments
Post a Comment