Skip to main content

Rapat Kerja Srikandian Ibu Profesional Bekasi 2023

Pada hari Minggu, 26 Februari 2023 saya mengikuti kegiatan Rapat Kerja bersama para srikandian Ibu Profesional Bekasi. Setelah sebelumnya didahului dengan acara serah terima amanah dan dilanjut dengan rapat kerja melalui zoom secara daring. Pada sesi daring sudah ada pembahasan program kerja dari masing-masing komponen, mulai duari Kampung Komunitas, Sejuta Cinta, Himpunan Mahasiswa, Sister Regional, KIPMA dan Lumbung Ilmu. Kali ini sesi luring digunakan sebagai media diskusi untuk membuat sinergi kegiatan antar komponen.  Sekitar dua pekan sebelumnya, saya dihubungi oleh panitia dari Sisreg atau sister regional dan diminta hadir sebagai host atau MC. Kegiatannya semi formal dengan lebih banyak interaksi diskusi dan improvisasi kegiatan secara umum. Sesi pembukaan dilanjutkan dengan sambutan dan prakata dari sekretaris regional yang membahas tentang alur administasi ke sekreg dari masing-masing komponen. Setiap komponen harus mengisi form jika ingin mengadakan kegiatan, baik kegiat...

Keterikatan yang Tumbuh Tanpa Disadari

 Tadi malam, ketika saya sedang menyiapkan buka puasa di dapur, tiba-tiba terlihat bayangan di depan jendela dapur. Saya mengenalinya, suara mobil tidak terdengar tetapi tiba-tiba suami saya sudah berdiri di depan pintu dapur. Itu bukan pintu masuk yang biasa ia lewati. Sehingga meski sudah di depan pintu dan mengetahui ada saya di sana, ia tak meminta dibukakan pintu. Melainkan seperti biasa, ia berjalan ke arah pintu ruang tamu dan masuk dari sana. 

Sembari menuju dapur dan meletakkan souvenir berupa gelas mug berwarna merah, ia berkata "Kucingnya enggak ada semua, induk sama anak-anaknya enggak ada semua." Selesai mengatakannya, ia berlalu dan bersiap untuk mandi. Seperti dugaan saya, ia langsung mengecek kucing-kucing di teras, segera setelah turun dari mobilnya.

Sudah semingguan ini ada induk kucing beserta tiga anaknya yang tiba-tiba tinggal di teras saya. Lebih tepatnya di depan jendela dapur bagian luar dan di dekat rak sepatu lama. Kami sekeluarga tidak ada yang berniat merawat kucing. Tetapi suamilah yang paling takut pada kucing. Mungkin bukan takut sih, seperti kumpulan rasa jijik, geli, dan enggan. Ibu saya memelihara kucing semenjak saya remaja, tetapi itu tak menjadikan saya menyukai kucing. Bahkan anak perempuan pertama saya akan berteriak-teriak jika kucing ibu mendekatinya. Setiap kami mudik ke rumah ibu, si kucing yang bernama Joni itu akan dilarang mendekati rumah utama, area kamar tempat kami menginap, dan area televisi. Dia akan dibiarkan bermain hanya di area belakang, atau malah dilepas ke kebun belakang rumah. Memang kucing ibu dibiarkan bebas, toh mereka akan pulang jika waktunya makan.

Kedatangan induk kucing bersama anak-anaknya di teras rumah kami tentu saja tak diduga. Sepertinya bayi-bayi kucing yang ada tiga ekor itu baru lahir. Saya bilang pada suami, mungkin si induk sedang dalam proses memindahkan bayi-bayinya. Konon induk kucing akan berpindah sebanyak 7 kali setelah melahirkan bayinya. Saya sih tidak pernah menyurvei apakah memang pindahnya sebanyak 7 kali. Setelah dua malam berlalu, keluarga kucing itu belum pindah juga. Saya cukup kesal karena bayi-bayi kucing itu membuang kotoran di sekitar rak sepatu, bahkan beberapa sandal saya dan anak-anak menjadi korban. Setiap pagi dan malam hari, induk kucing akan pergi meninggalkan anaknya untuk mencari makan. Ketika induknya pergi, anak-anak kucing itu akan bersembunyi di sela-sela rak sepatu. Karena kasihan, saya dan suami akhirnya pergi ke supermarket untuk membeli makanan kucing khusus bayi. Ternyata, si bayi kucing belum makan dan hanya menyusu pada induknya. Akhirnya kami berikan biskuit kucing itu kepada induknya.

Setiap malam sepulang kerja, suami akan memberikan biskuit kucing itu di wadah yang saya siapkan, dan memberikannya kepada induk kucing. Pun ketika sahur, ia akan mengecek keluar, apakah induk kucing sudah pulang, dan kembali memberinya makan. Semenjak suami memberinya makan, si induk kucing lebih jarang pergi. Jika sebelumnya ia akan pergi sepanjang hari dan sepanjang malam, dan pulang hanya untuk menyusui anaknya, kini dia lebih sering goleran di teras bersama anak-anaknya. Jika melihat suami keluar rumah, si induk kucing akan mendekat dan memandangnya dengan tatapan penuh makna.

Saya memang tidak berniat memeliharanya, terutama saya merasa repot jika harus mengurus kotorannya. Sehingga saya berharap mereka akan pergi sendiri jika sudah waktunya. Tetapi saya tidak menyangka akan secepat itu. Tanpa sadar, suami sering mengecek tempat kucing-kucing itu tinggal. Bahkan ia membawa senter dan mencari di sekitaran rumah dan di kotak-kotak listrik di rumah kosong atau di sekitar rumah tetangga. Sepertinya, suami mulai menaruh hati dan terikat dengan kucing pendatang itu. Mereka kucing liar, tetapi mereka selalu mengenali orang yang memberinya makan. Beberapa kali suami membicarakan anak-anak kucing, mengatakan bahwa mereka lucu dan menggemaskan, Ia yang tadinya membenci kucing, setelah berinteraksi mau tak mau timbul rasa peduli.

Kitapun demikian, bisa jadi kita membenci sesuatu bukan karena hal itu buruk, tetapi karena kita belum mengenalnya. Orang cenderung takut terhadap sesuatu yang tidak diketahuinya, sesuatu yang tidak dikenalnya. Hal ini menjadi pelajaran untuk tidak meletakkan rasa benci sebagai tameng. Tetapi kenalilah dahulu, pelajarilah dahulu, dan kita akan mengerti sesuatu yang sebelumnya tidak kita ketahui.

Pagi ini, anak laki-laki kami yang berusia 2 tahun 7 bulan ikut bangun dan makan sahur bersama. Setelah kami selesai sholat subuh dan mengaji, ia masih belum mengantuk. Akhirnya saya dan suami mengajak ketiga anak kami untuk jalan pagi. Di luar masih gelap, dan suami membawa senter. Dia bilang "Sekalian nyari kucing, mau lihat mereka pindah ke mana". Ternyata dia masih belum move on. Selesai memakai sepatu, tiba-tiba induk kucing itu datang ke teras dan melihat suami. "Dia berkunjung." saya bilang. Suami mengambil biskuit kucing dan si induk kucing segera menuju wadah makanan. Dia tak membawa anak-anaknya. Mungkin dia meninggalkannya untuk mencari makan, dan dia masih ingat jalan menuju rumah kami. Kami sekeluarga melanjutkan jalan pagi keliling kompleks sambil membawa biskuit kucing untuk dibagikan kepada kucing-kucing liar di jalan. Kami harus merelakan anak-anak kucing lucu yang mungkin tak akan kami lihat lagi. Tetapi, sesekali si induk kucing mungkin akan berkunjung lagi ke rumah kami.




#KLIPApril2021


Comments

Popular posts from this blog

Math Around Us - Membagi kartu sama banyak

Bismillahirohmaanirohiiim... Raissa dan Hasna senang mengumpulkan kartu-kartu, entah bekas kartu-kartu member atau asuransi, kartu hadiah yogurt, dan kartu-kartu lainnya. Ketika kami di rumah mbah Uti pun, kartu-kartu itu dibawanya. Tiba-tiba suatu siang, kakak panik dan berputar-putar di sekeliling rumah. Dia kehilangan satu bendel kartu mainannya yang biasanya disimpannya di dompet. Kami mencarinya sambil membereskan mainan masak-masak dan barang-barang lainnya yang berserakan. namun, hasilnya nihil. Kartu-kartu itu tidak ditemukan. Raissa sangat sedih dan frustasi, akhirnya bunda menawarkan untuk membeli kartu di toko mainan. Keesokan harinya, kami bertiga pergi ke kota Gemolong untuk membeli roti sekalian ke toko mainan. Sayangnya di toko tersebut tidak menjual kartu permainan. Kemudian si penjual menyarankan kami membeli pada tukang mainan keliling yang biasa mangkal di sekolahan. Akhirnya kami mendapatkannya. Bunda membelikan kartu karakter "Hai Tayo" 2 bu...

Rapat Kerja Srikandian Ibu Profesional Bekasi 2023

Pada hari Minggu, 26 Februari 2023 saya mengikuti kegiatan Rapat Kerja bersama para srikandian Ibu Profesional Bekasi. Setelah sebelumnya didahului dengan acara serah terima amanah dan dilanjut dengan rapat kerja melalui zoom secara daring. Pada sesi daring sudah ada pembahasan program kerja dari masing-masing komponen, mulai duari Kampung Komunitas, Sejuta Cinta, Himpunan Mahasiswa, Sister Regional, KIPMA dan Lumbung Ilmu. Kali ini sesi luring digunakan sebagai media diskusi untuk membuat sinergi kegiatan antar komponen.  Sekitar dua pekan sebelumnya, saya dihubungi oleh panitia dari Sisreg atau sister regional dan diminta hadir sebagai host atau MC. Kegiatannya semi formal dengan lebih banyak interaksi diskusi dan improvisasi kegiatan secara umum. Sesi pembukaan dilanjutkan dengan sambutan dan prakata dari sekretaris regional yang membahas tentang alur administasi ke sekreg dari masing-masing komponen. Setiap komponen harus mengisi form jika ingin mengadakan kegiatan, baik kegiat...

Bermain dengan Flashcard

Bismillahirrohmaanirrohiiim.... Pengamatan yang saya lakukan beberapa hari ini terhadap gaya belajar Raissa, mengarah pada salah satu gaya belajar yang lebih dominan. Beberapa ciri gaya belajar "auditory" saya temukan pada Raissa, diantaranya: Berbicara kepada diri sendiri saat bermain. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara. Lebih suka musik daripada seni Mudah terganggu oleh keributan Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita Suka berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu panjang lebar. Berbicara dalam irama yang terpola Senang membaca dengan keras dan mendengarkan. Beberapa ciri lain pada gaya belajar "auditory" tidak saya temukan pada Raissa, atau mungkin belum. Karena pengamatan mendalam baru saya lakukan beberapa hari ini. Tentunya saya perlu memberikan stimulus yang beragam untuk mengamati ke arah mana perkembangan gaya belajarnya.  Hari ini, kami bermain dengan flashcard angka, hewan,...