Tak terasa hari ini sudah memasuki hari ke-9 ramadhan. Rasanya baru kemaren kami sounding ke anak-anak bahwa sebentar lagi bulan ramadhan, dan mereka harus berpuasa. Sejauh ini tidak ada kendala berarti dalam proses berpuasa bersama anak-anak. Bahkan mereka cukup bersemangat untuk menjalankan ibadah ramadhan lainnya seperti sholat tarawih dan mendengarkan kisah-kisah islami.
Salah satu hal yang berperan penting dalam meningkatkan semangat anak-anak berpuasa adalah takjil. Kami seringkali menyiapkan takjil bersama. Anak-anak perempuan saya yang berusia 8 dan 6 tahun juga bertugas membuat minuman hangat dan menyiapkan meja. Mereka mengerjakannya dengan senang hati. Biasanya minuman yang dibuat adalah teh celup hangat atau air madu.
Beberapa hari sekali anak-anak akan membuat puding untuk disimpan di kulkas jika sewaktu-waktu ingin memakannya. Saya membeli puding kemasan siap masak agar lebih mudah bagi mereka untuk memasaknya sendiri. Saya bertugas untuk membantu menuang cairan puding yang masih panas ke dalam cup-cup kecil.
Es Palu Butung
Hari ini takjil yang saya buat adalah es palu butung. Ini adalah sejenis minuman khas dari kota Makassar. Bahannya terdiri dari tepung beras, air, daun pandan, pisang, gula pasir dan sedikit garam. Pada saat penyajian, ditambahkan dengan es batu dan sirup merah. Kalau saya pakai yang ada saja, sirup coco pandan. Di daerah asalnya, Makassar mereka memiliki sirup khas daerah yang memiliki aroma khusus dan sangat cocok dipadukan dengan es palu butung.
Keluarga kami sangat menyukai es ini, meskipun sebenarnya yang pernah menikmati rasa otentik dari es palu butung adalah si ayah. Saya dan anak-anak belum pernah ke Makassar, kami hanya pernah menikmatinya di restoran khas Makassar yang ada di kota tempat tinggal kami.
Hari ini saya memakai pisang tanduk yang saya beli seharga 5000 rupiah di pinggir jalan. Ketika itu saya sedang membeli bakso terakhir sebelum ramadhan. Sambil menunggu, saya membeli pisang kepok di sebelah warung bakso. Ketika saya bertanya harga pisang tanduk, dan berencana membeli satu buah saja, si ibu penjual pisang memberikan 2 buah pisang tanduk matang dan meminta saya membayar 5000 rupiah saja.
Jika dihitung-hitung, pisang itu sudah bertahan selama 9 hari di dalam kulkas saya. Meski warnanya sudah hitam, begitu dibuka teksturnya masih bagus dan masih cukup keras. Karena itulah saya terpikir untuk membuat es palu butung untuk takjil hari ini. Saya tidak mencari tahu resep asli es palu butung sih, saya hanya mengarang indah berdasarkan perkiraan saya sendiri.
Resep Es Palu Butung
By Roshinta Dewi
Bahan-Bahan:
2 buah pisang tanduk matang, bisa diganti 5 buah pisang kepok
100 gr tepung beras cap bola dunia, atau cap lain yang tidak berbau tepung
1000 l air
1 bungkus santan kara
2 lembar daun pandan
4 sdm gula pasir
1 sdt garam
Cara Membuat:
1. Campurkan santan, air dan daun pandan, ambil sekitar 100ml dan sisanya dipanaskan di atas kompor hingga mendidih.
2. Campur tepung beras dengan 100 ml laritan santan tadi, aduk hingga tidak ada tepung yang bergerindil.
3. Potong pisang bulat-bulat dengan ketebalan 2 cm.
4. Setelah larutan santan mendidih, masukkan garam dan gula, aduk kemudian masukkan pisang.
5. Setelah pisang cukup matang, tes rasa, dan masukkan larutan tepung beras ke dalam panci dan aduk.
6. Kecilkan api, aduk terus hingga bubur tepung matang.
7. Siapkan mangkuk, ambil bubur pisang secukupnya, beri es batu dan sedikit air, atau es serut, kemudian tuang sirup merah sesuai seleta.
8. Es palu butung siap dinikmati.
Gimana? Mudah bukan membuat es palu butung ala-ala versi saya. Manis dan menyegarkan, cukup mengenyangkan juga karena ada tepung beras di dalamnya. Jika memiliki pisang, dan bingung mau diolah apa lagi selain kolak, setup pisang, pisang goreng, pisang kukus, cake pisang, dan olahan pisang yang biasa, es palu butung ini bisa menjadi pilihan dan variasi baru.
#KLIPApril2021
Comments
Post a Comment