Skip to main content

Rapat Kerja Srikandian Ibu Profesional Bekasi 2023

Pada hari Minggu, 26 Februari 2023 saya mengikuti kegiatan Rapat Kerja bersama para srikandian Ibu Profesional Bekasi. Setelah sebelumnya didahului dengan acara serah terima amanah dan dilanjut dengan rapat kerja melalui zoom secara daring. Pada sesi daring sudah ada pembahasan program kerja dari masing-masing komponen, mulai duari Kampung Komunitas, Sejuta Cinta, Himpunan Mahasiswa, Sister Regional, KIPMA dan Lumbung Ilmu. Kali ini sesi luring digunakan sebagai media diskusi untuk membuat sinergi kegiatan antar komponen.  Sekitar dua pekan sebelumnya, saya dihubungi oleh panitia dari Sisreg atau sister regional dan diminta hadir sebagai host atau MC. Kegiatannya semi formal dengan lebih banyak interaksi diskusi dan improvisasi kegiatan secara umum. Sesi pembukaan dilanjutkan dengan sambutan dan prakata dari sekretaris regional yang membahas tentang alur administasi ke sekreg dari masing-masing komponen. Setiap komponen harus mengisi form jika ingin mengadakan kegiatan, baik kegiat...

Review Buku Anak: Aku Suka Caramu

 Beberapa minggu yang lalu, saya sedang galau karena bingung ingin membeli buku untuk anak ketiga. Laki-laki, berusia 2 tahun lebih dan masih suka melempar atau kadang karena kurang hati-hati jadi merusak buku. Beberapa buku hardcover dengan isi buku berbahan art paper menjadi korbannya. Sudah tak terhitung berapa halaman yang dipenuhi selotip karena ujungnya sobek.

Saya berencana menambah buku boardbook, selain lebih aman, juga lebih sesuai usianya. Sempat tertarik membeli buku boardbook premium yang memiliki beberapa set dengan total hampir 25 buku. Dilengkapi dengan boneka peraga dan bisa dibaca dengan e-pen. Saya sudah mengenal buku ini semenjak anak kedua berusia 2 tahunan juga. Tetapi selalu ragu untuk membeli. Selain karena harganya berbilang juta, saya takut tidak semua terbaca dan termanfaatkan dengan baik. Ketika itu, saya berpikir untuk membeli buku dengan isi sejenis yang bukan boardbook karena tentunya harga lebih murah.

Baru-baru ini, ketika sangat berniat untuk membeli buku premium set tersebut, keraguan kembali menghinggapi. Saya berpikir untuk membeli buku boardbook satuan saja dengan tema sejenis. Selain lebih murah, membelinya juga bisa dicicil sesuai kebutuhan materi saat itu. Namun bayangan memiliki buku sederet dengan warna serupa tentu mempercantik rak buku. Akhirnya dengan memantapkan diri, mencoba mencari masukan dari teman-teman di grup komunitas.

Tujuan awalnya adalah mencari dukungan untuk memantapkan hati membeli buku premium tersebut. Namun, saya berakhir dengan kegalauan baru karena mendapat referensi judul buku yang menarik. Memang bukan boardbook, tetapi art paper yang digunakan cukup tebal. Buku-buku yang dimaksud adalah terbitan Litara yang bekerjasama dengan room to read. Buku-buku ini adalah jenis living book atau pustaka hidup. Buku-buku yang menyediakan ide bermutu dan inspiratif yang menyehatkan pikiran. Secara sederhana, buku dianggap sebagai living book ketika buku itu mengandung ide "hidup" yang membuat anak mengingat, merenungkan, dan membuatnya tergugah sehingga mendorong pada pemikiran dan pendapat baru.

Saya sampaikan sebelumnya bahwa penerbit Litara bekerjasama dengan Room to Read untuk proses pembuatan buku ini. Room to read sendiri adalah organisasi nirlaba yang bertujuan meningkatkan literasi dalam pendidikan anak di negara berkembang. Kantor pusatnya berada di San Francisco, California, US. Organisasi ini bekerja sama dengan penerbit, penulis, ilustrator dan yayasan literasi lokal untuk menghasilkan buku anak yang berkualitas atau disebut juga living book.


Judul buku yang direkomendasikan oleh teman saya untuk dibeli pertama kali adalah "Aku Suka Caramu". Buku ini berukuran cukup besar, seperti buku gambar anak yang berbentuk persegi panjang dan dibuka secara horisontal. Ceritanya berawal dari Rano dan Wuri yang sedang dalam perjalanan menuju rumah Ali. Hari itu Ali sedang mengadakan acara pesta di rumahnya. Rano adalah seorang anak disabilitas netra, ia tak dapat melihat dan berjalan menggunakan sebuah tongkat. Di sepanjang jalan Wuri berusaha membantu, tetapi Rano selalu meyakinkan bahwa ia bisa sendiri.

Bagaimana caranya Rano mencari jalan yang benar ke arah rumah Ali? Padahal ia tak dapat melihat. Dalam buku ini diceritakan tentang cara Rano memakai indra lainnya sebagai pengganti penglihatannya. Seperti ketika ia mencium aroma sate yang dipanggang, ia tau itu saatnya berbelok. Rano memakai indra penciuman sebagai petunjuk arah. Atau ketika Rano meraba dinding batu di sebuah sudut, ia memakai indra peraba untuk menunjukkan bahwa ia harus berbelok. Di tengah perjalanan, Wuri berteriak karena ada anjing di pagar, ia ingin membantu Rano. Tetapi Rano mengatakan, ia bisa sendiri. Gonggongan anjing menunjukkan bahwa Rano harus tetap lurus, kali ini indra pendengaran yang digunakannya. Terakhir, ada genangan air di jalan. Wuri berusaha memperingatkan Rano, tetapi Rano memakai tongkatnya untuk mengenali kondisi jalan di depannya, sehingga ia bisa menghindari genangan air. Akhirnya mereka sampai di rumah Ali. Wuri sungguh kagum dengan cara Rano memanfaatkan indra lain selain penglihatannya untuk membantunya menemukan jalan ke rumah Ali.

Buku ini sungguh luar biasa, selain mengenalkan kepada anak bahwa ada orang-orang disabilitas sekitar kita, dan bagaimana memanfaatkan indra kita untuk mencapai tujuan. Setelah membaca ini, banyak hal yang bisa saya diskusikan dengan anak-anak. Tentang disabilitas, tentang panca indra, dan lain sebagainya. Rasanya saya paham mengapa buku ini disebut "living book", karena buku ini terasa hidup, ide-ide dan gagasan di dalamnya dapat terus tumbuh di benak anak-anak.

Saya sangat merekomendasikan buku ini. Kita dapat menanamkan berbagai nilai kehidupan dengan cara yang tidak menggurui dan tentu saja dengan cerita yang menarik untuk diperbincangkan. Buku ini ditulis oleh Audelia Augustine, diilustrasikan oleh Haikal dan diterbitkan oleh Penerbit Litara.




#KLIPApril2021












Comments

Popular posts from this blog

Math Around Us - Membagi kartu sama banyak

Bismillahirohmaanirohiiim... Raissa dan Hasna senang mengumpulkan kartu-kartu, entah bekas kartu-kartu member atau asuransi, kartu hadiah yogurt, dan kartu-kartu lainnya. Ketika kami di rumah mbah Uti pun, kartu-kartu itu dibawanya. Tiba-tiba suatu siang, kakak panik dan berputar-putar di sekeliling rumah. Dia kehilangan satu bendel kartu mainannya yang biasanya disimpannya di dompet. Kami mencarinya sambil membereskan mainan masak-masak dan barang-barang lainnya yang berserakan. namun, hasilnya nihil. Kartu-kartu itu tidak ditemukan. Raissa sangat sedih dan frustasi, akhirnya bunda menawarkan untuk membeli kartu di toko mainan. Keesokan harinya, kami bertiga pergi ke kota Gemolong untuk membeli roti sekalian ke toko mainan. Sayangnya di toko tersebut tidak menjual kartu permainan. Kemudian si penjual menyarankan kami membeli pada tukang mainan keliling yang biasa mangkal di sekolahan. Akhirnya kami mendapatkannya. Bunda membelikan kartu karakter "Hai Tayo" 2 bu...

Rapat Kerja Srikandian Ibu Profesional Bekasi 2023

Pada hari Minggu, 26 Februari 2023 saya mengikuti kegiatan Rapat Kerja bersama para srikandian Ibu Profesional Bekasi. Setelah sebelumnya didahului dengan acara serah terima amanah dan dilanjut dengan rapat kerja melalui zoom secara daring. Pada sesi daring sudah ada pembahasan program kerja dari masing-masing komponen, mulai duari Kampung Komunitas, Sejuta Cinta, Himpunan Mahasiswa, Sister Regional, KIPMA dan Lumbung Ilmu. Kali ini sesi luring digunakan sebagai media diskusi untuk membuat sinergi kegiatan antar komponen.  Sekitar dua pekan sebelumnya, saya dihubungi oleh panitia dari Sisreg atau sister regional dan diminta hadir sebagai host atau MC. Kegiatannya semi formal dengan lebih banyak interaksi diskusi dan improvisasi kegiatan secara umum. Sesi pembukaan dilanjutkan dengan sambutan dan prakata dari sekretaris regional yang membahas tentang alur administasi ke sekreg dari masing-masing komponen. Setiap komponen harus mengisi form jika ingin mengadakan kegiatan, baik kegiat...

Bermain dengan Flashcard

Bismillahirrohmaanirrohiiim.... Pengamatan yang saya lakukan beberapa hari ini terhadap gaya belajar Raissa, mengarah pada salah satu gaya belajar yang lebih dominan. Beberapa ciri gaya belajar "auditory" saya temukan pada Raissa, diantaranya: Berbicara kepada diri sendiri saat bermain. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara. Lebih suka musik daripada seni Mudah terganggu oleh keributan Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita Suka berbicara, berdiskusi dan menjelaskan sesuatu panjang lebar. Berbicara dalam irama yang terpola Senang membaca dengan keras dan mendengarkan. Beberapa ciri lain pada gaya belajar "auditory" tidak saya temukan pada Raissa, atau mungkin belum. Karena pengamatan mendalam baru saya lakukan beberapa hari ini. Tentunya saya perlu memberikan stimulus yang beragam untuk mengamati ke arah mana perkembangan gaya belajarnya.  Hari ini, kami bermain dengan flashcard angka, hewan,...