Idul Fitri 2021 baru saja kita rayakan. Namun seperti tahun sebelumnya, kita harus merayakannya di tengah pandemi yang belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Pelarangan mudik, dan pembatasan perjalanan keluar kota digalakkan di mana-mana. Pengecekan dokumen semakin ketat. Apalagi jika terpaksa harus pergi keluar kota dengan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi, harus bisa menunjukkan surat hasil tes covid-19 negatif dan surat perjalanan dinas.
Keluarga kami, seperti tahun lalu memilih tidak kemana-mana. Kami tidak ingin mengambil resiko, apalagi membawa 3 anak yang masih kecil-kecil. Sehingga kami memutuskan tetap di rumah saja.
Pagi hari Idul Fitri, suami mendapat kabar bahwa bapaknya kecelakaan. Sehingga pada hari itu juga suami membeli tiket pesawat, mengurus surat kesehatan dan terbangbke Jakarta. Saya tetap di rumah bersama anak-anak. Beberapa hari kemudian, saya menyusul setelah mendapatkan tiket pesawat.
Perjalanan kali ini adalah perjalanan pertama yang saya lakukan sendiri setelah kelahiran anak kedua. Sekarang anak saya berusia 6 tahun. Pertama kali juga saya memasuki bandara baru ini, kabarnya semenjak pandemi, akses masuk bandara dibuat terpusat. Tidak lagi dibagi ke terminal-terminal keberangkatan.
Saya sampai di bandara sekitar pukul 08.30 WIB. Meskipun masih cukup pagi, tetapi seperti biasa, bandara tetap ramai. Saya cukup kebingungan, karena begitu masuk, yang saya lihat adalah orang-orang lalu lalang dan kursi-kursi tunggu yang juga penuh orang. Sepanjang jalan penuh dengan berbagai outlet. Setelah berjalan beberapa saat, saya kesulitan menemukan pintu masuk. Beberapa kali salah arah, dan bertanya kepada petugas. Ternyata, karena ada beberapa lapis pengecekan dokumen, maka rute menuju pintu masuk menjadi lebih panjang. Sehingga ada beberapa modifikasi jalur dengan memaksi batas non permanen.
Setelah pengecekan dan validasi dokumen selesai, dilanjutkan X-Ray bagasi dan masuk seperti biasa. Protokol dari bandara sudah cukup bagus. Dalam rangka melaksanakan phisycal distancing, setiap pos pengecekan sudah ditempel sticker di lantai untuk posisi antrian. Tetapi pada prakteknya, orang-orang tetap saja berdesakan dan tidak berdiri pada lantai yang sudah ditandai dengan sticker.
Proses selanjutnya adalah check in dan mencetak boarding pass. Saya memang sudah berencana untuk check in mandiri, karena tidak membawa barang banyak. Jadi cukup masuk ke bagasi cabin saja. Seperti dugaan, antrian di counter check in sangat panjang. Tidak tampak adanya phisycal distancing. Saya langsung menuju mesin check in mandiri untuk mencetak boarding pass.
CARA CHECK IN MANDIRI DAN CETAK BOARDING PASS DI MESIN
Beberapa tahun yang lalu, suami berdinas du luar Pulau Jawa, sehingga kami sekeluarga sangat sering bepergian naik pesawat. Tetapi karena kami membawa anak-anak, dan kadangkala membawa bayi, tentu saja bagasi cukup banyak. Jadi kami selalu check in melalui counter.
Ini pertama kalinya saya check in mandiri di mesin check in. Ternyata tidak sesulit yang dibayangkan. Langkah-langkah yang harus kita lakukan yaitu:
1. Check in online di website maskapai
Saat ini hampir semua aktivitas didukung oleh fasilitas online. Seperti halnya naik pesawat. Setelah membeli tiket pesawat, yang saat ini juga biasanya dilakukan secara online, kita akan memperoleh kode booking. Kode ini bersifat unik dan digunakan untuk satu bookingan saja. Selanjutnya, kita bisa melakukan check in online di website maskapai dan mengisi data yang diperlukan. Selanjutnya tinggal mengikuti tahapannya saja.
2. Menuju mesin check in dan memilih maskapai.
Mesin ini berbentuk menyerupai mesin ATM, hanya saja ukurannya lebih kecil dan lebih sederhana. Hanya terdapat layar sentuh dan bagian untuk keluarnya boarding pas.
3. Centang di bagian informasi ketentuan layanan maskapai.
Informasi ini berisi tentang layanan yang disediakan oleh maskapai. Seperti informasi tentang mesin check inandiri yang hanya bisa dipakai maksimal 1 jam sebelum keberangkatan. Jika sudah melebihi batas waktu, maka check in tetap harus dilakukan di counter check in. Kita hanya perlu mencentangnya, sebagai konfirmasi bahwa kita memahami informasi tersebut.
4. Centang di bagian informasi ketentuan dan larangan barang yang bisa di bawa di bagasi pesawat.
Bagian ini berisi informasi tentang barang-barang yang dilarang dibawa ke bagasi pesawat. Misalnya barang mudah terbakar dan lain sebagainya. Pada bagian ini kota juga hanya perlu mencentangnya seperti bagian sebelumnya.
5. Isi kode booking yang didapat ketika membeli tiket. Kemudian tinggal klik lanjutkan.
Mengisi kode booking dilakukan dengan mengetik pada kotak yang disediakan, kemudian lanjutkan. Dan kita akan melihat nama penumpang sesuai dengan kode booking. Jika benar, maka klik lanjutkan.
6. Cetak boarding pass
Setelah semua proses selesai, kita tinggal klik "Cetak Boarding Pass" dan menanti peorses cetak. Biasanya membutuhkan waktu beberapa menit.
7. Menyelesaikan proses check in, klik selesai hingga layar kembali ke tampilan awal, yaitu pilihan maskapai.
Ada sekitar 4 mesin cetak check in yang saya temukan. Tetapi pada saat saya melakukan check in, tidak ada seorangpun yang memakai mesin-mesin tersebut. Memang check in mandiri sangat memudahkan bagi penumpang yang tidak membawa banyak barang dan bisa dibawa di bagasi cabin. Lain halnya jika kita membawa barang yang harus masuk bagasi pesawat, maka setelah check in mandiri di mesin check in, kita tetap perlu ke counter untuk drop bagasi.
Sekian informasi kali ini, semoga bermanfaat dan dapat menjadi gambaran bagi teman-teman yang belum pernah check in mandiri di mesin check in bandara.
#KLIPMei2021
Comments
Post a Comment