Skip to main content

Rapat Kerja Srikandian Ibu Profesional Bekasi 2023

Pada hari Minggu, 26 Februari 2023 saya mengikuti kegiatan Rapat Kerja bersama para srikandian Ibu Profesional Bekasi. Setelah sebelumnya didahului dengan acara serah terima amanah dan dilanjut dengan rapat kerja melalui zoom secara daring. Pada sesi daring sudah ada pembahasan program kerja dari masing-masing komponen, mulai duari Kampung Komunitas, Sejuta Cinta, Himpunan Mahasiswa, Sister Regional, KIPMA dan Lumbung Ilmu. Kali ini sesi luring digunakan sebagai media diskusi untuk membuat sinergi kegiatan antar komponen.  Sekitar dua pekan sebelumnya, saya dihubungi oleh panitia dari Sisreg atau sister regional dan diminta hadir sebagai host atau MC. Kegiatannya semi formal dengan lebih banyak interaksi diskusi dan improvisasi kegiatan secara umum. Sesi pembukaan dilanjutkan dengan sambutan dan prakata dari sekretaris regional yang membahas tentang alur administasi ke sekreg dari masing-masing komponen. Setiap komponen harus mengisi form jika ingin mengadakan kegiatan, baik kegiatan b

Mengatasi Kecanduan Gadget Pada Anak

 Gagdet atau gawai adalah salah satu barang wajib di dunia digital sekarang ini. Hampir semua orang memiliki 1 gadget minimal yaitu smartphone yang selalu dibawa setiap harinya. Tak heran memang, benda sekecil ini mampu melakukan banyak peran penting demi kenyamanan hidup penggunanya.

Banyak kegiatan pemenuhan kebutuhan yang bisa dipermudah dengan gadget tanpa perli keluar rumah, atau bahkan tanpa perlu berpindah tempat, semua mampu dilakukan dalam genggaman, seperti halnya komunikasi, transaksi perbankan, pembayaran tagihan, isi pulsa, pencarian informasi, networking, media sosial, belanja, menulis, belajar online, hiburan, dan segudang manfaat lain yang hampir tak terhitung banyaknya.

Bagaimana dengan anak? Apa yang diperlukan seorang anak dari sebuah gadget. Jika pertanyan ini diajukan 10 tahun lalu, atau mungkin 20 tahun lalu, maka jawabannya mungkin "belum perlu". Tetapi jika di masa kini, kita tidak bisa menampik bahwa gadget diperlukan anak untuk belajar, mencari informasi, komunikasi, atau mungkin hiburan semata. Apalagi di masa pandemi yang hampir semua aktivitas sekolah anak dilakukan secara daring dari rumah masing-masing.

Penggunaan gadget seperti smartphone, tablet, atau laptop yang terkoneksi internet pada anak usia sekolah saat ini sudah seperti hal wajib. Semua pembelajaran dan pengiriman tugas dilakukan secara online. Namun, bagaimana jika gadget yang kita percayakan kepada anak sebagai media belajar, digunakan untuk hal lain seperti bermain game, menonton video streaming dan aktivitas hiburan lainnya yang menurut kita kurang atau bahkan tidak memberikan manfaat positif pada anak. Maka ini akan menjadi PR baru yang harus kita selesaikan.

Ciri-ciri anak kecanduan gadget:

  1. Menggunakan gadget di setiap ada kesempatan
  2. Terlihat gelisah dan tidak nyaman jika tidak memegang gadget
  3. Marah dan mengamuk jika gadgetnya diambil
  4. Tidak tertarik dengan aktivitas lain selain bermain gadget
  5. Malas bepergian ke luar rumah
  6. Melanggar batas waktu bermain gadget yang ditetapkan orang tua
  7. Bermain gadget secara sembunyi-sembunyi
  8.  Mengalami kesulitan berkonsentrasi.
Anak-anak kita mungkin mengalami salah satu atau beberapa dari ciri di atas. Bagaimana cara kita menghadapinya supaya tidak semakin parah? Tentu saja perlu adanya tindakan-tindakan tegas seperti:
  1. Menetapkan jam gadget terkait pembelajaran maupun hiburan atau kesenangan dan mendiskusikannya dengan anak
  2. Membuat daftar platform digital atau situs apa saja yang bisa dibuka selama jam gadget bebas diluar aktivitas pembelajaran
  3. Disiplin mengingatkan jika jam gadget telah usai dan memberikan konsekuensi yang disepakati bersama jika anak melanggar ketentuan jam gadget
  4. Memberikan apresiasi kepada anak jika dalam jangka waktu tertentu tidak melanggar jam gadget sama sekali
  5. Memberikan alternatif kegiatan yang dilakukan agar anak tidak terpaku pada gadget, seperti mengajak anak bereksperimen, membuat benda kreatif, melakukan percobaan sains, memasak bersama, membaca buku dan sebagainya
  6. Meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan fisik bersama di luar rumah, seperti jalan kaki bersama, bersepeda, bermain ke tempat bermain luar ruang, dan lain-lain
  7. Hadir sepenuh hati dan membersamai anak dalam menjalankan aktivitasnya
  8. Membuat jam bebasa gadget bagi kedua orang tua, sehingga anak tidak mencontoh untuk terus menerus menggunakan gadget sepanjang waktu.
  9. Komitmen dan konsisten pada aturan yang telah disepakati bersama.

Mengatasi anak yang terlanjur kecanduan gadget memang tidak mudah. Perlu kesabaran dan komitmen oleh kedua orang tua maupun orang lain yang tinggal serumah. Anak akan mengamuk dan marah, tetapi orang tua harus kuat dan tegas untuk tidak memberikan gadget di luar jatah waktunya. Sehingga lama -kelamaan anak akan memahami bahwa orang tuanya seriua dengan hal ini. Sehingga meskipun dia mengamuk dan marah, dia tidak akan mendapatkan keinginannya.

Komitmen dan ketegasan, dua hal yang menjadj modal orang tua untuk membantu anak lepas dari gadget. Semoga kita semua mampu memberikan yang terbaik bagi anak-anak kita untuk mempersiapkan mereka menghadapi dunia dan masa depannya kelak.


#KLIPJuni2021









Comments

Popular posts from this blog

Menyanyi Laguku Sendiri (Think Creative Day 8)

Hampir sebulanan ini Hasna bunda masukkan ke PAUD dekat rumah. Berangkat pukul 07.30 WIB dan pulang sekitar pukul 10.00 WIB. Bunda merasa kasihan, karena ketika kakak sekolah TK, adik Hasna bermain sendiri. Bunda sedang tidak bisa membersamai, apalagi sebentar lagi ada adik bayi. Kemungkinan besar fokus bunda adalah mengurus adik bayi. Untungnya Hasna sangat excited di PAUD, meskipun sederhana tetapi bunda tahu di sana memang hanya bermain tanpa dipaksa belajar. Bahkan kadang jalan-jalan atau beraktivitas di kebun sebelah sekolah.  Hasna memang suka menyanyi, kemarin ibu gurunya mengirimi bunda video ketika Hasna menyanyi sambil menunggu dijemput mbah uti. Di lagu tersebut, Hasna mengarang sendiri syairnya. Tentang mamanya yang belum jemput. Dan bagaimana ia di sekolah. Kata gurunya, di kelaspun dia suka menyanyi sendiri. Berarti dia merasa nyaman di PAUD dan tidak merasa terbebani. Setiap pulang juga selalu cerita. Misalnya saja beberapa hari lalu, anak-anak lomba makan k

Pohon Literasi #Day 10

Bismillaahirrohmaanirrohiiim... Tantangan hari ke 10, Raissa masih kurang enak badan. Padahal, hari itu bunda ada pertemuan pengurus Komunitas Ibu Profesional Sumut. Paginya kami sempatkan pergi ke dokter untuk memeriksakan kakak. Setelahnya ayah mengantar bunda dan adik ke tempat pertemuan. Kakak sebenarnya marah karena ingin ikut, akhirnya dibujuk ayah istirahat di rumah. Sepulang ngantar bunda nanti mampir beli kaos dan buku Afra. Bunda dan ayah berbagi tugas untuk menjaga anak-anak. Karena kemungkinan itu pertemuan pengurus KIP Sumut yg terakhir bunda ikuti. Soalnya bulan ini kami sudah akan pindah dari Sumut. Sekalian bunda pamitan dengan teman-teman pengurus yang lain.  Selama menemani bunda, Hasna bersikap baik dengan bermain sendiri. Mewarnai, membaca, dan memainkan amunisi yang sudah dibawanya dari rumah. Sempat pula berkenalan dengan anak-anak teman bunda. Sesampainya di rumah, ternyata kakak mendapat beberapa buku Afra. Salah satunya Amazing shodaqoh. Kam

Refleksi Pemilihan Walikota di Hexagon City

 Hexagon city pada pekan-pekan ini sedang berproses membangun struktur organisasi kota. Kali ini proses pemilihan walikota berlangsung. Mulai dari Pengajuan kandidat hingga hari pemilihan dan hasil pemungutan suara. Seperti halnya pemilu di tempat lain berlangsung, di hexagon city proses yang dilalui juga sangat teratur dan khidmad. Meskipun seluruh warga adalah perempuan, seluruh kandidat dan tim sukses juga adalah para perempuan, hal ini tidak mengurangi esensi pemilu itu sendiri. PENGAJUAN KANDIDAT CALON WALIKOTA Setiap cluster di hexagon city diberikan kuota sebanyak 3 calon kandidat. Gugus Impian adalah cluster tempat saya berada. Ada tiga orang calon kandidat yang pada awalnya mengajukan diri. Selain 3 kandidat sebagai perwakilan cluster, hexagonia yang lain juga diperkenankan mencalonkan diri sebagai kandidat independen.  Para calon kandidat walikota diharuskan mendaftarkan diri pada form yang disediakan oleh tim formula dengan batas waktu. Namun, terjadi beberapa hal selama pro